Eropa Siaga Hadapi Potensi Meningkatnya Serangan ISIS

Meski Raqqa sudah terbebas dari ISIS, namun Eropa menilai ancaman kelompok teroris itu belum mereda.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 06:54 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS

Liputan6.com, Amsterdam - Bebasnya Raqqa dari tangan ISIS tidak membuat pejabat anti-teror Uni Eropa dapat bernapas lega.

Sebagian dari mereka memperingatkan bahwa unit komunikasi dan perencanaan kelompok teror tersebut tetap "sangat aktif."

Jatuhnya Ibu Kota ISIS di Suriah awal bulan ini telah digembar-gemborkan sebagai pukulan telak terhadap aspirasi kelompok tersebut. Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai "terobosan penting."

Namun, pejabat kontraterorisme mengatakan ada konsensus luas bahwa ISIS masih memiliki jangkauan yang cukup terutama dalam waktu dekat.

"Kami punya pendapat yang sama. Kekalahan militer, apa yang dikatakan kekhalifahan yang dihancurkan bukan berarti bahwa organisasi teroris ISIS telah dikalahkan," kata Dick Schoof, Koordinator Kontraterorisme Nasional Belanda seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (27/10/2017).

Kekhawatiran utama adalah hilangnya wilayah di Irak dan Suriah belum memiliki dampak besar pada kemampuan organisasi teror itu untuk berkomunikasi dengan agen rahasia – agen rahasia mereka di Eropa dan calon anggota.

ISIS juga telah mampu meningkatkan hubungannya dengan sindikasi kejahatan terorganisir yang menurut para pejabat sangat mengkhawatirkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya