1 dari 4 Perempuan Jepang Tertidur Saat Kencan, Ini Alasannya

Hasil dari survei mengungkapkan bahwa 25 persen perempuan mengaku pernah tertidur saat sedang berkencan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 06:48 WIB
Ilustrasi kencan
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Budaya bekerja di Negari Sakura dikenal kejam. Pada akhir tahun 1970, Jepang menciptakan istilah baru, yaitu "karoshi" yang berarti meninggal karena bekerja berlebihan.

Jam kerja super panjang di kantor disusul dengan sisa waktu yang dihabiskan untuk minum bersama kerabat kerja, telah menjadi ciri khas para pegawai di Jepang. Permasalahan itu tak membedakan gender.

Menurut survei Yomeishu, 60 persen perempuan di Jepang merasa energi mereka sudah terkuras habis untuk bekerja. Mereka pun tidak bersemangat dan terlalu lelah untuk berkencan.

Dikutip dari Asia One, Kamis (6/12/2017) survei tersebut dilakukan di penjuru Jepang dan melibatkan perempuan yang berusia sekitar 20-39 tahun. Hasil dari survei mengungkap, 25 persen perempuan mengaku pernah tertidur saat sedang berkencan.

Kehabisan tenaga disebutkan menjadi faktor utama penyebab hilangnya perasaan romantis. Rasa lelah membuat mereka dengan mudah merasa jengkel kepada orang yang disayangi, bahkan memulai pertengkaran.

Sudah lelah dengan jam kerja yang berlebihan, sebagian besar dari mereka tak ingin lagi menambah stres dengan berkencan, yang tidak menjamin awetnya sebuah hubungan.

Meski tidak ingin pergi berkencan, beberapa dari mereka masih memiliki keinginan untuk menikah.

Menurut cocoloni.jp, sebuah situs survei di Jepang, 80 persen perempuan mengimpikan seorang suami atau kestabilan. Sebuah pernikahan yang terlihat impresif di media sosial juga menjadi pilihan mereka.

Baik perempuan maupun laki-laki, mereka menerikam tekanan yang cukup besar dari pekerjaan mereka. Bukan hanya membutuhkan satu hari untuk menikmati spa, tetapi, para pekerja ini sangat butuh waktu lebih untuk menyeimbangkan antara kehidupan dan pekerjaan. (Affifa Zahra)

Meninggal Dunia Karena Terlalu Lama Bekerja

Kebudayaan bekerja sampai menghabiskan energi bukan hal terbaru di Jepang. Bahkan, tak jarang ada kasus pegawai yang meninggal karena terlalu lelah bekerja.

Salah satu kasus karoshi yang baru terungkap tahun ini adalah kasus kematian dari seorang wartawan Jepang bernama Miwa Sado yang sudah meninggal dunia pada 2013 lalu.

Wanita yang tercatat sebagai jurnalis di NHK, ditemukan tewas di tempat tidurnya pada Juli 2013 dengan posisi telepon genggam di tangan.

Ia meninggal akibat serangan jantung setelah menjalani 159 jam lembur dalam satu bulan. Parahnya, ia hanya memiliki kesempatan libur dua hari dalam satu bulan.

Kematian Sado tampaknya akan menjadi bahan koreksi bagi pemerintah Jepang untuk segera mencari jalan keluar atas kematian karyawannya karena overwork.

Proses identifikasi kematian Sato terbilang cukup lama. Butuh waktu empat tahun bagi NHK untuk angkat suara soal kematian karyawannya tersebut.

Upaya pengungkapan kematian Sato tak lepas dari tekanan keluarga yang ingin mengetahui kematian anggotal keluarganya. Setelah penyebab kematian tersebut terbongkar, beberapa perusahaan penyiaran di Jepang berjanji untuk mereformasi praktik kerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya