Mandi 2 Kali Sehari Ternyata Tak Baik untuk Tubuh, Ini Alasannya

Sebuah penelitian terbaru menyebut anjuran untuk mandi dua kali sehari tidak sepenuhnya benar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 10 Feb 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2018, 13:00 WIB
Sambaran petir (4)
Ilustrasi kepala pancuran mandi. (Sumber Flickr)

Liputan6.com, Rio De Janeiro - Bagi sebagian besar orang, mandi adalah hal yang penting dilakukan setiap hari guna menjaga tubuh tetap bersih dan sehat. Namun, bagaimana jika seseorang malas untuk mandi setiap hari?

Kemungkinan besar orang tersebut akan dicap jorok. Padahal menurut studi ilmiah terbaru, jarang mandi justru baik kesehatan tubuh. 

Dikutip dari laman iflscience.com pada Jumat (9/2/2018), sebuah studi ilmiah dilakukan pada suku primitif Yanomami di pedalaman hutan Amazon. Suku ini diketahui jarang bersentuhan dengan air untuk mandi guna melindungi diri dari ancaman 'predator', baik itu suku lain yang menjadi musuh maupun hewan-hewan buas yang mendiami sekitar sungai.

Menariknya, hal tersebut justru membuat kulit orang-orang suku Yanomami memiliki kompleksitas bakteri yang tinggi sehingga mampu menjadi antibiotik alami bagi tubuh mereka. Akibatnya, tubuh mereka pun menjadi lebih kebal terhadap serangan virus penyakit.

Jika ditilik dari segi ilmiah, kompleksitas bakteri terkait merupakan sekumpulan mikro bioma yang penting untuk menunjang kelancaran sistem imun, pencernaan, dan fungsi hati.

Jika kompleksitas bakteri ini berkurang, maka sistem pertahanan tubuh pun akan rentan terhadap serangan virus penyakit, apalagi di daerah beriklim tropis yang lembap, di mana virus bakteri jahat mampu berkembang biak dengan cepat.

Memang tidak disebutkan bahwa jarang mandi akan benar-benar berdampak baik bagi kesehatan tubuh, namun terbukti secara ilmiah baik bagi kesehatan kulit. Kelembapan kulit pun akan terjaga dengan baik jika mandi dilakukan secara berkala, paling sering satu kali sehari.

Paparan bahan kimia pada sabun berisiko mengurangi tingkat kelembapan kulit jika digunakan terlalu sering, dan inilah yang sebenarnya sering dikeluhkan oleh banyak orang setelah selesai mandi. 

 

Simak video menarik berikut:

Bakar Lemak dengan Mandi Air Dingin

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Sementara itu, mandi air dingin kabarnya bisa meningkatkan metabolisme sekaligus membantu tubuh membakar lebih banyak lemak sepanjang hari. Ternyata ada landasan ilmiah untuk pernyataan ini.

Suhu dingin memang sudah terbukti bisa meningkatkan aktivitas pembakaran lemak cokelat untuk menghasilkan energi. Dalam satu studi dari Harvard, orang-orang yang selama 10 hari berada dalam ruangan dengan suhu 16 derajat Celcius, level aktivitas lemak cokelatnya meningkat drastis.

Orang dengan jumlah lemak cokelat yang lebih rendah juga memiliki indeks massa tubuh yang lebih kecil, menurut studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.

Dalam satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation, mereka yang menghabiskan waktu selama dua jam di tempat dengan suhu di bawah 18 derajat Celcius setiap hari bisa menurunkan berat badan sebanyak 1 -2 kg dalam waktu enam minggu.

"Aku belum pernah ada studi yang menunjukkan kesuksesan menurunkan berat badan dengan cara menambahkan mandi air dingin," ujar Spencer Nadolsky, M.D., dokter keluarga dan anggota dari American Board and Obesity Medicine, sekaligus penulis The Fat Loss Prescription.

"Banyak orang mengatakan cara ini revolusioner, tapi sebenarnya tidak. Metode ini tidak akan membuat keajaiban untuk Anda," lanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya