Liputan6.com, Berlin - Meski turut mengutuk dugaan penggunaan senjata kimia di Douma, namun pemerintah Jerman menegaskan tidak akan berpartisipasi dalam wacana aksi militer di Suriah.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kanselir Angela Merkel di Berlin pada Kamis, 12 April 2018.
Dikutip dari ABC News, Jumat (13/4/2018), Merkel menekankan pentingnya satu suara dalam menanggapi konflik tersebut, termasuk mendesak tanggung jawab Presiden Suriah Bashar Assad.
Advertisement
"Jerman tidak akan mengambil bagian dalam aksi militer, tapi akan tetap sepaham dengan penolakan penggunaan senjata kimia," tegas Merkel di hadapan para wartawan, sesaat setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Denmark.
Baca Juga
Angela Merkel juga mengatakan, dia telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, tentang tanggapan paling efektif terhadap dugaan serangan gas klor di Suriah.
Pasca Perang Dunia II, Jerman dinilai menghindar untuk terlibat dalam aksi militer, dan persetujuan parlemen diperlukan untuk setiap misi militer di luar negeri.
"Saya pikir penting untuk memiliki garis yang sama, tanpa Jerman berpartisipasi secara militer," kata Merkel.
"Jika perwakilan permanen di Dewan Keamanan (PBB) akan memulai langkah ... melampaui dimensi diplomatik, maka kami akan mendukung," lanjutnya.
Namun, tidak disebutkan jelas bagaimana bentuk dukungan Jerman tersebut. Merkel cenderung menghindari pertanyaan tentang kekhawatiran pecahnya konflik terbuka antara Rusia dan Amerika Serikat.
Menurutnya, krisis Suriah sedang ditangani dengan hati-hati, meski pelanggaran internasional --jika terbukti menggunakan senjata kimia-- dapat diberikan dalam bentuk sanksi yang sangat tegas.
Simak video pilihan berikut:
Donald Trump Akan Serang Suriah?
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan akan segera ambil keputusan terkait dugaan serangan senjata kimia di Suriah.
Trump mengatakan kepada wartawan, dia dan timnya sedang membahas dengan 'sangat serius' respons terhadap dugaan serangan senjata kimia di Douma.
Dikutip dari BBC, kekuatan Barat diperkirakan tengah mempersiapkan serangan terhadap pasukan Rusia, yang menjadi sekutu Suriah saat ini.
Utusan PBB di Moskow, Vassily Nebenzia, mengatakan pihaknya tidak bisa mengecualikan kemungkinan perang antara Rusia dan AS.
"Prioritas utamanya adalah untuk menghindari bahaya perang," katanya kepada wartawan, Kamis, 12 April 2018.
Di hari yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia memiliki 'bukti' bahwa pemerintah Suriah telah menyerang Douma dengan senjata kimia. Ia juga mengatakan akan mendukung keputusan yang diambil oleh Donald Trump terkait krisis tersebut.
Di Inggris, para Menteri sepakat tentang perlunya mengambil tindakan di Suriah. Menurut kantor Perdana Menteri Theresa May, hal itu dimaksudkan untuk menghalangi penggunaan senjata kimia lebih lanjut.
Disebutkan pula, PM Theresa May telah berbicara dengan Presiden Donald Trump pada Kamis malam. Keduanya setuju untuk tetap melakukan kerja sama erat dalam menghadapi masalah di Suriah.
Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Donald Trump juga akan berbicara dengan mitranya dari Prancis.
Bersamaan dengan itu, Dewan Keamanan PBB juga dilaporkan akan segera mengadakan pertemuan darurat untuk membahas krisis tersebut.
Advertisement