Liputan6.com, Philadelphia - Dua pria kulit hitam ditangkap ketika sedang menunggu teman di salah satu gerai Starbucks di Philadelphia, AS. Insiden itu terekam kamera amatir yang kemudian beredar di media sosial dan viral.
Dalam video yang beredar, seperti dikutip dari BBC, Senin (16/4/2018), terlihat polisi membawa kedua pria itu dalam kondisi diborgol. Mereka dituduh oleh pegawai Starbucks telah masuk tanpa izin.
Baca Juga
Rekaman yang diunggah di Twitter itu kemudian banyak dibagikan ke Twitter. Lalu memicu tuduhan bahwa Starbucks bertindak rasis.
Advertisement
CEO Starbucks Kevin Johnson mengatakan "rasanya berat menonton video itu". Ia juga menyebut bahwa tindakan yang diambil untuk menangani kedua pria itu "salah".
"Dalam insiden yang terjadi pada Kamis 12 April malam, kedua pria itu didekati oleh manajer toko dan diminta untuk pergi setelah menggunakan toilet tanpa melakukan pembelian," kata polisi.
@Starbucks The police were called because these men hadn’t ordered anything. They were waiting for a friend to show up, who did as they were taken out in handcuffs for doing nothing. All the other white ppl are wondering why it’s never happened to us when we do the same thing. pic.twitter.com/0U4Pzs55Ci
— Melissa DePino (@missydepino) April 12, 2018
Sementara itu, menurut keterangan dari kedua pria itu, mereka menolak saat diminta pergi oleh pegawai Starbucks karena sedang menunggu teman.
Komisioner polisi Philadelphia Richard Ross mengatakan bahwa petugas melakukan penangkapan setelah menerima laporan dari karyawan Starbucks, yang menyebutkan bahwa kedua pria itu mengganggu dan masuk tanpa izin.
"Jika suatu perusahaan menelepon dan mereka mengatakan ada seseorang yang tak lagi diinginkan di sana, maka mereka (para petugas) memiliki kewajiban hukum untuk melaksanakan tugasnya," kata Ross.
Saksikan juga video berikut ini:
Starbucks Minta Maaf
Melalui sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu 14 April, CEO Starbucks Kevin Johnson menyatakan permintaan maafnya kepada dua pria kulit hitam yang terlibat dalam insiden itu.
"Starbucks akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya," kata Johnson.
"Video yang direkam oleh pelanggan itu rasanya berat sekali untuk ditonton, dan tindakan di dalamnya tak mewakili misi dan nilai Starbucks," tutur Johnson.
Dia menambahkan bahwa panggilan ke Departemen Kepolisian Philadelphia seharusnya tidak dilakukan.
Sejauh ini, cuplikan insiden penangkapan dua pria kulit hitam sudah dilihat hampir sembilan juta kali. Hal itu kemudian memicu kritik dan menyerukan boikot terhadap kedai kopi Starbucks.
Pada Minggu 15 April, orang-orang berkumpul di luar gerai Starbucks tersebut sebagai protes.
Kini pihak Starbucks tengah menyelidiki bentuk layanannya, guna mencegah kejadian serupa terulang.
Advertisement