Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Bertemu, Begini Respons AS

Untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade, pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan bertemu!

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Apr 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 10:30 WIB
Kim Jong-un dan Moon Jae-in
Seorang pria di Tokyo menonton TV yang memperlihatkan berita saat Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengajak Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in melintasi perbatasan Zona Demiliterisasi (DMZ) ke wilayah Korea Utara, Jumat (27/4). (AP/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Panmunjom - Pemerintah Amerika Serikat merilis pernyataan terkait KTT Korea Utara-Korea Selatan yang tengah berlangsung di Zona Demiliterisasi (DMZ), yang memisahkan kedua negara.

"Terkait pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, kami mengharapkan kebaikan bagi rakyat Korea. Kami menaruh harapan agar pembicaraan dapat mencapai kemajuan menuju perdamaian di masa depan dan kemakmuran bagi seluruh Semenanjung Korea," sebut pernyataan yang dirilis Gedung Putih, seperti dikutip dari CNN, Jumat (27/4/2018).

"Amerika Serikat menghargai koordinasi yang solid dengan sekutu kami, Korea Selatan, dan berharap dapat melanjutkan diskusi yang dalam sebagai persiapan pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un dalam beberapa pekan mendatang".

Mengawali KTT Korea Utara-Korea Selatan, Kim Jong-un berjalan mendekati garis perbatasan kedua negara di Panmunjom. Di seberangnya, berdiri Presiden Moon Jae-in.

Dengan senyuman yang menghiasi wajah keduanya, Kim Jong-un dan Moon Jae-in berjabat tangan. Momen tersebut resmi menandai dimulainya KTT Korea Utara-Korea Selatan untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade terakhir.

Setelahnya, mereka saling mempersilahkan untuk menginjakkan kaki di wilayah masing-masing negara. Diawali dengan Kim Jong-un yang melangkah lebih dulu ke Selatan, setelahnya disusul Moon Jaen-in yang menginjakkan kaki di Korea Utara.

Selanjutnya, Moon Jae-in dan Kim Jong-un memasuki wilayah Korea Selatan dan serangkaian agenda KTT Korea Utara-Korea Selatan pun bergulir.

Dalam perjalanan menuju Pease House, di mana pembicaraan akan berlangsung, Moon Jae-in dan Kim Jong-un disuguhkan lagu tradisional Korea, Arirang.

Moon Jae-in lebih dulu memperkenalkan sejumlah pejabat Korea Selatan yang mendampinginya dalam KTT Korea Utara-Korea Selatan. Kim Jong-un pun menjabat tangan mereka satu per satu.

Dan berikutnya, giliran Moon Jae-in yang menjabat tangan satu per satu delegasi Korea Utara. Salah satu pejabat Korea Utara yang tampak adalah adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong.

Kim Yo-jong tidak hanya bertalian darah dengan Kim Jong-un, melainkan juga memainkan peran sebagai salah satu penasihat terdekatnya. Usai sesi saling kenal antar delegasi, mereka berfoto bersama.

Moon Jae-in dan Kim Jong-un pun berjalan menuju Peace House, gedung yang akan menjadi lokasi pembicaraan bersejarah.

Setibanya di Peace House, Kim Jong-un pun mengisi buku tamu. Kedua pemimpin kemudian melangkah ke ruang pertemuan.

 

Saksikan video pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3 Agenda Utama di Pertemuan Bersejarah Korut-Korsel

Kim Jong-un dan Moon Jae-in
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mempersilahkan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un melintasi perbatasan yang ditandai dengan tembok beton pendek setinggi mata kaki di Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, Jumat (27/4). (Korea Summit Press Pool via AP)

Ada tiga topik utama dalam KTT Korea Utara-Korea Selatan, yakni denuklirisasi Semenanjung Korea, pemulihan hubungan bilateral, dan penyelesaian formal Perang Korea yang berakhir hanya dengan gencatan senjata pada 1953 -- membuat kedua negara itu, secara teknis, masih berperang sampai tahun ini.

Isu yang paling penting dari ketiga agenda itu adalah denuklirisasi dan perlucutan senjata nuklir Korea Utara.

Diprediksi, pembahasan atas agenda tersebut akan memberikan hasil positif.

Sinyal-sinyal positif atas hasil agenda tersebut dinilai tercium sejak akhir pekan lalu, di mana Presiden Moon Jae-in mengatakan bahwa Korea Utara telah menyetujui denuklirisasi dan perlucutan senjata.

"(...) Korea Utara sudah mengutarakan komitmen untuk melakukan denuklirisasi secara penuh," kata Presiden Moon Jae-in seperti dikutip dari Hankyoreh pada 21 April 2018.

Moon Jae-in juga mengatakan bahwa Korea Utara bahkan tak mengajukan syarat-syarat spesifik untuk proses denuklirisasi itu.

"Misalnya, seperti meminta AS untuk menarik pasukannya dari Korea Selatan -- US Forces Korea -- sebagai pra-syarat denukliriasi, yang jelas-jelas akan ditolak oleh Amerika," kata Moon Jae-in.

"Korea Utara tidak meminta hal itu," lanjutnya.

Di sisi lain, pada Sabtu pekan lalu, Kim Jong-un juga menegaskan bahwa Korea Utara 'tak perlu lagi menguji kemampuan persenjataannya', menambah sinyal-sinyal positif atas agenda denuklirisasi dan perlucutan.

Namun, para analis menilai optimisme itu dengan sedikit skeptis, mengatakan bahwa denuklirisasi kemungkinan akan menjadi titik paling alot dalam pembicaraan dan Kim Jong-un mungkin tidak benar-benar akan mempertimbangkan denuklirisasi dan perlucutan.

Dan bahkan jika Korea Utara setuju untuk denuklirisasi, kita tidak tahu berapa banyak senjata nuklir yang dimilikinya atau di mana mereka berada.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya