Bolivia Bangun Museum di Dasar Danau Angker, Tempat Titisan Putra Dewa Matahari

Bolivia akan membangun museum bawah air di Danau Titicaca, danau yang dianggap oleh penduduk lokal sebagai danau suci.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Jul 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 13:45 WIB
Danau Titicaca
Titicaca dianggap sebagai danau suci oleh penduduk setempat, di mana tokoh legendaris Manco Capac dikatakan muncul dar dalamnya. (AFP/Aizar Raldes)

Liputan6.com, La Paz - Bolivia akan membangun museum bawah air di Danau Titicaca, danau yang disebut oleh penduduk lokal sebagai danau suci. Kementerian Kebudayaan menyampaikan, langkah itu muncul setelah ribuan artefak berharga ditemukan di dasar danau.

"Dengan demikian, museum ini bisa memiliki dua fungsi: sebagai pusat wisata bawah air, serta tempat penelitian arkeologi, geologi dan biologi pertama di dunia," kata Menteri Kebudayaan Bolivia, Wilma Alanoca.

Melansir The Hindu, Jumat (6/7/2018), pembangunan museum akan menelan biaya 8,6 juta euro atau setara Rp 144,7 miliar. Pemerintah akan menggandeng Enabel, sebuah badan pengembangan di Belgia.

Selain itu, Alanoca mengatakan bahwa Belgia dan Unesco akan menyumbang US$ 2 juta atau sekitar Rp 28,8 miliar untuk proyek tersebut.

Danau Titicaca mempunyai tempat khusus di hati warga setempat. Legenda mengisahkan bahwa putra Dewa Matahari, Manco Capac, beserta istrinya Mama Ocllo, muncul dari danau tersebut.

Manco Capac merupkan salah satu tokoh utama dalam mitologi Suku Inka. Ia diyakini telah mendirikan kota Cusco di Peru, ibukota bersejarah Kekaisaran Inka dari Abad ke-13 hingga ke-16.

Titicaca membentang seluas 8.500 kilometer persegi, melintasi perbatasan antara Bolivia dan Peru. Danau ini juga menjadi danau air tawar tertinggi di dunia karena terletak pada ketinggian 3.821 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Danau yang terletak di Pegunungan Andes ini juga dianggap sebagai tempat kelahiran beberapa budaya lokal sebelum kedatangan kolonialis Spanyol.

Penggalian terbaru menemukan 10.000 artefak, terdiri dari tulang, keramik dan logam, peralatan memasak, serta sisa-sisa manusia dan hewan, dari era pra-Tiwanaku (sebelum 300 Masehi), Tiwanaku (300-1100 Masehi) dan Inka ( 1100-1570 MAsehi).

Museum ini akan berdekatan dengan kota San Pedro de Tiquina, sekitar 100 kilometer dari ibukota Bolivia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tempat Menimbun Emas?

Ilustrasi tambang emas
Ilustrasi tambang emas (iStock)

Danau Titicaca merupakan danau terbesar kedua di Amerika Selatan. Danau ini mempunyai luas 8.300 kilometer persegi dengan kedalaman rata-rata antara 140 dan 180 meter, sedangkan kedalaman maksimal 280 meter.

Lebih dari 25 sungai bermuara di Danau Titicaca, dan terdapat 41 pulau di dalamnya -- sebagian berpenduduk padat.

Asal nama Danau Titicaca tidak diketahui, namun adyang menerjemahkannya menjadi "Batu Puma" atau disebut juga "Curam Timah Hitam".

Danau Titicaca mempunyai beberapa nama setempat. Bagian tenggara danau tersambung dengan danau utama oleh selat Tiquina, membaginya menjadi dua bagian: besar dan kecil. Bagian tenggara danau kecil itu dikenal sebagai Danau Huinaymarca oleh orang Bolivia, dan danau besar sebagai danau Chucuito.

Sedangkan orang Peru mengenal danau kecil sebagai Danau Pequeño dan danau besar sebagai Danau Grande.

Menurut cerita sejarah, dahulu kala ada seorang raja dari suku Indian Inca bernama Atahualpa yang menguasai daerah sekeliling danau tersebut. Suatu hari, raja Atahualpa mendapat petunjuk dari dewa untuk menimbun harta (emas) milik kerajaannya maupun milik rakyat di dalam danau Titicaca.

Raja Atahualpa yakin bahwa ia harus menaati perintah tersebut. Maka ia memerintahkan rakyatnya untuk mengumpulkan seluruh harta mereka yang terbuat dari emas. Rakyat yang patuh kepada rajanya pun tanpa keberatan mengikuti perintah tersebut, dan dengan dipimpin oleh raja mereka memasukkan harta emasnya ke dalam danau Titicaca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya