Liputan6.com, Tokyo - Hari itu, 23 Juli 1999, terjadi pembajakan pesawat di langit Tokyo, Jepang. Pesawat Air Nippon Airways (ANA) dengan nomor penerbangan 61, dibajak seorang pria lokal saat dalam perjalanan dari Bandara Internasional Haneda menuju Bandara Sapporo di Pulau Hokkaido.
Sekitar 25 menit setelah lepas landas, seorang pria berusia 28 tahun mendadak berteriak di dalam pesawat. Ia meracau tak jelas dan merangsek ke dalam kokpit. Pria yang diketahui bernama Yuji Nishizawa ini memaksa kopilot dan pilot keluar kokpit.
Situasi di dalam pesawat menjadi kacau. Banyak penumpang ketakutan akibat ulah Nishizawa. Dia memegang pisau yang ukurannya cukup besar dan panjang. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Minggu (22/7/2018).
Advertisement
Pria yang teridentifikasi sebagai seorang pengangguran itu kemudian duduk di kursi kokpit dan meminta pilot menuju Kota Yokota, berdasarkan laporan dari pangkalan udara Amerika Serikat di Tokyo. Tapi pada akhirnya pesawat memutar kembali ke Tokyo.
Tak lama, si pembajak malah menusuk leher dan bahu sang pilot. Sebuah laporan menyebut pelaku langsung mengambil alih kendali pesawat.
Tapi laporan lain mengatakan pilot masih memegang kendali meski sedang menderita luka tusuk hingga akhirnya berhasil melumpuhkan si pembajak, dengan dibantu kru pesawat.
Pilot kemudian menghubungi markas udara AS yang menjadi lokasi terdekat untuk pendaratan, dan segera setelahnya, landasan tersebut dikosongkan.
Pesawat pada akhirnya mendarat di markas tersebut. Sang pilot, Naoyuki Nagashima, yang terluka parah langsung ditangani dokter. Namun tak tertolong. Ia tewas beberapa saat setelah pesawat tiba di landasan.
Baca Juga
Sementara, 503 penumpang dan 14 kru pesawat di dalamnya selamat. Tak ada yang terluka, kecuali sang pilot yang tewas secara heroik.
Perdana Menteri Jepang kala itu, Keizo Obuchi, menyampaikan rasa duka cita mendalam. Ia menegaskan bahwa pemerintah tengah menyelidiki gerak gerik pelaku dari mulai check in di bandara hingga masuk pesawat.
"Kami langsung ambil tindakan cepat untuk mengadili pelaku," ujar Obuchi.
Pelaku diringkus polisi untuk diadili, dan diduga mengalami gangguan jiwa. Ini merupakan kejadian pembunuhan dan pembajakan pesawat pertama kali di Jepang. Berdasarkan Undang-Undang di Jepang, pelaku dikenai hukuman mati.
Peristiwa lain di tanggal yang sama, terjadi pada 1952 silam, yakni kudeta militer pimpinan Gamal Abdel Nasser memaksa Raja Farouk dari Mesir untuk turun takhta.
Kemudian 23 Juli 1995, Komet Hale-Bopp ditemukan oleh dua pengamat independen, Alan Hale dan Thomas Bopp, pada jarak yang sangat jauh dari Matahari.
Simak video pilihan berikut: