Wilayah di Amerika Serikat Ini Dihantui Ular Piton Pemangsa Manusia

Badai pada tahun 1992 menghancurkan sebuah penangkaran ular piton di Florida, Amerika Serikat. Lalu, 25 tahun kemudian, hewan melata itu mengancam manusia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Jul 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 20:10 WIB
Ular Piton di Brisbane
Tiga anggota kepolisian Dutton Park, Brisbane, Queensland, Australia memperlihatkan ular piton zaitun yang disita dari sebuah rumah di Lytton Road, Brisbane Timur. (Queensland Police Service)

Liputan6.com, Florida - Saat mendengar kata Florida, Amerika Serikat, yang biasanya terbesit dalam pikiran orang adalah Ocean Drive di Miami Beach, Walt Disney World di Orlando, atau buaya-buaya yang berkeliaran di Taman Nasional Everglades. Bukan ular piton.

Namun, ternyata, ada hal mengerikan yang mengancam Florida. Taman Nasional Everglades menghadapi masalah terkait keberadaan ular-ular piton raksasa yang diam-diam berkembang di sana selama lebih dari dua dekade. Meski, jumlah hewan melata itu belum masuk kategori 'wabah'.

Masalah itu berawal dari tahun 1992. Kala itu, Badai Andrew menerjang Kepulauan Bahama dan Florida pada pertengahan Agustus tahun tersebut.

Badai terkuat keempat yang pernah menghantam AS itu menyebabkan kerusakan parah di sejumlah wilayah di Florida.

Angin ribut itu juga menghancurkan sebuah fasilitas penangkaran ular, melepaskan lebih dari 900 bayi piton Burma (Burmese pythons) ke Everglades.

Sejak saat itu, ular-ular tersebut menikmati wilayah yang sempurna untuk perkembangan mereka, di mana seekor piton betina bisa bertelur hingga 100 butir.

Lebih dari 25 tahun kemudian, tak heran jika ular piton saat ini menduduki puncak rantai makanan di wilayah lahan basah seluas 1,5 juta hektar.

Di alam liar, ular-ular itu bisa tumbuh hingga sepanjang 7 meter, menciptakan kerusakan masif di lingkungan alam di mana mereka tinggal.

"Masalahnya adalah ular makan segalanya," kata penduduk Everglades, Bob Goss seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (31/7/2018).

"Mereka memangsa burung-burung, rakun, possum, buaya, rusa, babi ... semuanya!. Jika kita tak menangani masalah ini segera, tak akan ada lagi yang tersisa selain ular."

Pemerintah distrik telah mempekerjakan para pemburu piton, untuk membunuh ular-ular yang berukuran besar.

Para pemburu dibayar 50 dolar Australia untuk satu ular yang mereka bunuh. Sejauh ini, sudah ada 1.100 piton yang dihabisi dalam program eliminasi ini.

Dan, tak hanya satwa liar yang terancam oleh ular piton besar.

Kasus yang menimpa Muhammad Akbar, pria asal Karossa, Sulawesi Barat, Indonesia membuktikan, piton juga mengancam manusia.

Pada 26 Maret 2017, pria itu pergi meninggalkan rumah untuk bekerja. Namun, ia tak pernah pulang.

Di tengah pencarian, tim mengarahkan cahaya senter ke benda misterius yang berkilat. Ternyata, itu adalah ular piton sepanjang 7 meter.

"Ular itu sangat lebar di bagian tengah, namun kepala dan ekornya tidak," kata kerabat Akbar, Andi Tajjundin.

Ternyata, ular piton tersebut telah memangsa Muhammad Akbar.

 

Saksikan video menarik terkait ular piton berikut ini: 

Butuh 2 Pekan untuk Mencerna Manusia

Ular Piton
Ular yang menelan babi hutan di Desa Liwumwtingki, Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Muna 20 Juni. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Bukan perkara mudah bagi ular untuk memangsa manusia. "Ada sejumlah rintangan besar yang harus dilalui," kata Rob Nelson, ahli biologi dan pembawa acara Man-Eating Python.

Pertama, ular tersebut harus berada dalam jarak relatif dekat untuk menyerang.

"Selanjutnya, ular tersebut harus cukup cepat untuk menangkap orang tersebut, kemudian, harus cukup kuat untuk mencegah korban lolos dari cengkeramannya."

Dan ular piton, secara mengejutkan, bisa melampaui rintangan tersebut.

Sementara, para ahli mengatakan seekor ular pembelit (constrictor) dapat mencerna manusia dalam dua minggu, tanpa tersisa apapun kecuali rambut dan kuku.

"Faktor yang membuat seekor ular piton menelan manusia adalah karena kehadiran tulang belikat manusia. Tulang itu sulit untuk dilumat oleh hewan sekaliber ular piton," ujar Mary-Ruth Low, peneliti, ahli konservasi, dan ahli ular piton dari Wildlife Research Singapore seperti yang dikutip BBC, Kamis 30 Maret 2017.

Untuk menelan manusia ke dalam perutnya, ular piton harus mampu menghancurkan terlebih dahulu tulang belikat manusia.

"Ular piton memang eksklusif mengonsumsi mamalia, dan terkadang reptil seperti buaya," tambah Low.

Ular mampu menelan mangsa yang lebih besar seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. "Semakin besar tubuhnya, semakin besar mangsanya," imbuh Low.

Pada beberapa kasus, ular piton turut memangsa hewan dengan ukuran dua kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Sapi atau babi adalah salah satu contoh hewan besar yang mampu ditelan ular piton. Namun, menelan manusia bukan kebiasaan hewan melata tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya