Liputan6.com, Madrid - Francisco Franco yang memerintah Spanyol dengan tangan besi dari akhir perang saudara 1936-1939 sampai kematiannya pada 1975, dimakamkan di sebuah mausoleum di sisi gunung di luar Madrid dengan salib menjulang setinggi 150 meter di atasnya.
Kini, rencana otoritas yang hendak memindahkan makam sang diktator dalam waktu mendatang --meski belum jelas ke mana-- justru memicu lonjakan angka pengunjung yang datang ke mausoleum itu. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (20/8/2018).
Lembaga Peninggalan Sejarah Nasional Spanyol, yang mengurus mausoleum itu mengatakan, 38.269 orang dayang berkunjung pada Juli 2018, dibanding 23.135 orang pada Juni 2017 dan 25.532 orang pada Juli 2017. Itu berarti, terjadi lonjakan angka turis sekitar lebih dari 10.000 orang pada tahun ini jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
"Karena mereka mau memindahkan Franco, saya mau melihatnya. Rasa ingin tahu yang menakutkan,"kata Antonio Nevado. Nevado adalah satu dari ribuan pengunjung lainnya yang bergegas untuk melihat makam mendiang diktator itu sebelum kerangka jenazahnya dipindahkan.
Jumlah pengunjung ke makam itu, yang dikenal sebagai Lembah bagi yang Gugur (Valle de los Caídos), terus bertambah sejak pemerintah baru berhaluan sosialis di Spanyol --yang berkuasa pada Juni 2018-- mengumumkan bahwa kerangka jenazah Franco akan dipindahkan dari mausoleum itu.
Javier Botia (40 tahun) dan rekannya Angeles Abellan (42 tahun)dari Murcia mengatakan mereka sudah lama berencana mengunjungi mausoleum tersebut, meskipun mereka tidak bersimpati dengan sang diktator Spanyol itu.
"Ini sejarah, bagian dari warisan kami, sangat mengesankan," kata Botia sambil berdiri di lapangan luas mausoleum dan melihat ke atas salib yang terbuat dari granit itu.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Diktator Spanyol Jenderal Franco Wafat
Tepat pada 20 November 1975, Jenderal Fransisco Franco menghembuskan nafas terakhir. Dia merupakan diktator Spanyol yang berkuasa di Negeri Matador selama 39 tahun.
Franco meninggal dunia pada usia 82 tahun. Dirinya wafat akibat gagal jantung yang diperparah radang selaput perut.
Sebelum meninggal, Franco sempat dirawat di rumah sakit La Paz di Spanyol. Namun, segala tindakan medis yang diambil gagal menyelamatkan nyawanya.
Meski memerintah dengan tangan besi, saat dirinya meninggal, bendara Spanyol di seluruh negeri dipasang setengah tiang.
Sebelum dimakamkan di lembah the Valle de los Caídos jenazah Franco sempat disemayamkan di El Pardo Place.
Tak hanya hal tersebut, Perdana Menteri Spanyol kala itu, Carlos Arias Navaro tidak bisa menyembunyikan kesedihan ketika mengumumkan Franco sudah tiada.
Menurut Carlos, sebelum meninggal ada kata-kata Franco yang sangat membekas dalam dirinya. Dia mengatakan Jenderal Spanyol itu meminta agar seluruh musuh memaafkannya.
"Saya meminta maaf ke seluruh musuh saya, saya meminta maaf dari hati saya. Meski ada yang mendeklarasikan mereka musuh saya, saya sama sekali tak menganggap itu," ucap pernyataan Jenderal Franco yang dibacakan oleh PM Carlos, seperti dikuip dari BBC.
Franco merupakan sosok kontroversial di Spanyol. Dia memimpin militer Spanyol dalam perang sipil di negaranya.
Franco berhasil menang dalam pertempuran karena mendapat dukungan dari Adolf Hitler dari Jerman dan Benito Mussolini asal Italia.
Advertisement