Venezuela Berharap Investasi China Bantu Akhiri Krisis Ekonomi

Pemerintah Venezuela baru saja menandatangani kesepakatan ekonomi dengan China agar bisa segera keluar dari jeratan krisis ekonomi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Sep 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2018, 08:01 WIB
Presiden China Xi Jinping menyambut kedatangan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Beijing (AFP)
Presiden China Xi Jinping menyambut kedatangan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Beijing (AFP)

Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pada Selasa, 18 September 2018, bahwa investasi baru dari China akan membantu negaranya menaikkan dengan cepat produksi minyaknya.

Hal itu disebut Presiden Maduro mampu menggandakan pembiayaan untuk kembali menggairahkan ekonomi, dan segera keluar dari krisis yang terus mencekik selama beberapa tahun terakhir.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (19/9/2018), China telah setuju untuk berinvestasi lebih dari US$ 5 miliar (setara Rp 74,3 triliun, dengan kurs 1 US$ = Rp 14.875) di Venezuela.

Presiden Maduro menambahkan, setelah kunjungan kenegaraannya ke Beijing pada awal pekan, investasi besar itu akan bantu tingkatkan ekspor minyak ke China hampir dua kali lipat.

"Kami mengambil langkah pertama ke era ekonomi baru," katanya. "Kami berada di jalur untuk meraih ekonomi baru, dan perjanjian dengan China akan memperkuatnya."

Maduro mengatakan di bawah kesepakatan itu, Venezuela akan meningkatkan produksi dan ekspor harian minyak ke China menjadi 1 juta barel per hari.

Kepala National Petroleum Corporation of China --perusahaan migas Tiongkok-- akan segera melakukan perjalanan ke Venezuela untuk menyelesaikan rencana peningkatan ekspor minyak terkait.

Namun, menurut beberapa pengamat, Tiongkok telah mengambil peran kuat dalam perjanjian barunya. Hal ini karena selama satu dekade terakhir, China telah memberi Venezuela pinjaman, kas, dan investasi sebesar US$ 65 miliar, atau setara dengan Rp 966 triliun.

Russ Dallen, pengamat ekonomi perminyakan yang berbasis di Miami, mengatakan masuknya uang tersebut tampaknya menjadi investasi yang akan sangat dikontrol oleh China.

"Orang China enggan membuang uang bagus setelah yang buruk," kata Dallen. "Mereka ingin dibayar kembali. Satu-satunya cara agar mereka dapat membayar kembali adalah dengan mengembalikan produksi (minyak) Venezuela."

Disebutkan pula dalam perjanjian di atas, Venezuela setuju untuk menjual 9,9 persen saham perusahaan patungan Sinovensa, dan memberikan perusahaan minyak China 49 persen saham.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perekonomian Venezuela Ambruk

Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)

Sebagai negara minyak yang dulu kaya, Venezuela dicengkeram oleh krisis bersejarah yang lebih dalam daripada Depresi Besar (Great Depression) di Amerika Serikat pada dekade 1930-an.

Rakyat Venezuela dikabarkan berjuang keras untuk bisa membeli makanan dan obat-obatan yang semakin langka. Bahkan, banyak dari mereka yang nekat pergi ke luar negeri untuk mencari kehidupan lebih baik.

Banyak ekonom memperkirakan inflasi Venezuela pada tahun ini akan mencapai 1 juta persen.

Presiden Maduro baru-baru ini meluncurkan reformasi yang ditujukan untuk menyelamatkan ekonomi Venezuela, di mana mencakup penciptaan mata uang baru, peningkatan upah minimum lebih dari 3.000 persen, dan menaikkan pajak.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya