Inggris Tambah Bantuan Senilai Rp 19 Miliar untuk Korban Gempa-Tsunami Palu

Inggris mengumumkan bantuan tambahan senilai sekitar Rp 19 miliar untuk mendukung upaya penanganan bencana gempa-tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Okt 2018, 12:28 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 12:28 WIB
Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Petugas membersihkan puing-puing dari hotel Roa Roa yang runtuh di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala diperkirakan akan meningkat. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris mengumumkan bantuan tambahan senilai 1 juta pound-sterling (sekitar Rp 19 miliar) untuk mendukung upaya penanganan bencana gempa-tsunami di Sulawesi Tengah, menurut keterangan dari Kepala Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DfID) Penny Mordaunt.

Lembaga itu juga tengah menerbangkan suplai kemanusiaan berupa ribuan tenda penampungan pengungsi, alat penjernih air, dan alat penerangan darurat bertenaga surya untuk membantu para korban dan proses penanganan bencana di lokasi.

Suplai bantuan kemanusiaan itu diberangkatkan dari Doncaster Sheffield Airport pada Kamis 4 Oktober 2018 pagi waktu setempat untuk menuju ke Indonesia, demikian seperti dikutip dari laman resmi pemerintah Inggris www.gov.uk, Kamis (4/10/2018).

Saat ini ada lebih dari 70.000 orang yang menjadi tunawisma akibat gempa-tsunami yang menghantam pada 28 September 2018 lalu. Oleh karenanya, suplai itu diharapkan mampu melindungi ribuan keluarga yang terlantar.

Sebelumnya, Britania Raya telah mengumumkan kesiapannya untuk memberikan dukungan langsung senilai 2 juta pound-sterling (sekitar Rp 39 miliar) kepada Indonesia. Sehingga, total bantuan saat ini dari Inggris untuk penanganan bencana gempa-tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 3 juta pound-sterling.

Dukungan terbaru dari Inggris tidak termasuk paket bantuan kemanusiaan yang secara terpisah juga tengah disalurkan oleh Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC), European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations (ECHO) dan UN Central Emergency Response Fund (CERF) --di mana London turut memberikan pendanaan kepada organisasi-organisasi tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Detail Bantuan Inggris untuk Sulawesi Tengah

Dampak Tsunami di Petobo, Palu
Citra satelit 1 Oktober 2018 yang disediakan oleh DigitalGlobe ini menunjukkan lingkungan Petobo di Palu, Indonesia, setelah gempa bumi dan tsunami berikutnya menyebabkan kerusakan dan likuifaksi yang besar di desa. (DigitalGlobe, perusahaan Maxar via AP)

Inggris, melalui DfID, pada awalnya diharapkan untuk mengirim:

  1. 1.300 tempat penampungan kit, yang dapat menampung lima orang masing-masing
  2. 2,300 pemurni air, dengan masing-masing mampu memurnikan hingga 5.000 liter air minum yang aman selama masa hidup mereka
  3. 1.000 lampu tenaga surya untuk memberikan cahaya di daerah-daerah tanpa listrik dan listrik

Selain uang bantuan Inggris yang baru, UN Central Emergency Response Fund (CERF) yang didukung oleh DfID telah mengalokasikan US$ 15 juta untuk merespons bencana tersebut.

Dana US$ 15 juta itu akan memungkinkan badan-badan PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan untuk mempercepat operasi bantuan berupa menyediakan tempat perlindungan, air bersih dan kesehatan.

Sebuah tim yang terdiri dari lima ahli kemanusiaan Inggris meninggalkan London untuk wilayah tersebut awal pekan ini, dan sekarang dilaporkan tengah membantu mengoordinasikan respons kemanusiaan di lokasi bencana.

Anggota tim tambahan akan tiba hari ini 4 Oktober, dan Inggris akan tetap mendukung aktivitas mereka di bawah peninjauan konstan dari pemerintah Indonesia.

Inggris juga menawarkan penggunaan Kapal Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) HMS Argyll, yang saat ini tengah berlabuh di Singapura, untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan.

Pemerintah Indonesia telah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Inggris untuk tawaran itu, tetapi mengatakan bahwa kapal itu tidak diperlukan untuk saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya