7 Pekerjaan yang Akan Hilang Termakan Zaman, Digantikan Robot?

Inikah 7 pekerjaan yang akan punah pada masa mendatang karena teknologi robot?

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Okt 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 20:10 WIB
Sekretaris
Ilustrasi sekretaris. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Januari 2017, sebuah penelitian yang dilakukan oleh McKinsey & Company menemukan bahwa sekitar 30% tugas dari 60% pekerjaan dapat dikomputerisasi.

Sedangkan pada 2016, kepala Bank of England mengatakan bahwa 80 juta pekerjaan di Amerika Serikat dan 15 juta pekerjaan di Inggris dapat diambil alih oleh robot.

Sementara itu, pada 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh akademisi di Oxford University berjudul The Future of Employment, meneliti 702 pekerjaan dan menemukan bahwa beberapa di antaranya --seperti telemarketer, penyusun pajak dan wasit olahraga-- memiliki risiko "tersingkir" di masa depan ketimbang pekerjaan lainnya, semisal psikolog, dokter gigi dan dokter umum.

Seperti yang ditulis oleh ilmuwan dari Stanford University, Jerry Kaplan, dalam makalahnya Human Need Not Apply disebutkan bahwa saat ini otomatisasi "buta terhadap warna kerah Anda." Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Senin (15/10/2018).

Dengan kata lain, siapa saja bisa tersingkir dari dunia pekerjaan.

Itu artinya, tidak peduli apakah Anda seorang pekerja pabrik, penasihat keuangan atau pemain flute profesional: otomatisasi akan "datang" di kehidupan Anda. Lalu, pekerjaan apa saja yang diprediksi akan hilang seiring perkembangan teknologi?

Berikut 7 contohnya, seperti dilansir dari Wonderlist.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Petugas Pos

Kiriman Pos ke Palestina
Pejabat Palestina memegang setumpuk surat yang sebelumnya diblokade Israel sejak tahun 2010 di kantor pos kota Jericho, Tepi Barat, 14 Agustus 2018. Akibat penumpukan kiriman itu, petugas pos harus memilah-milah lebih dari 10 ton barang (AFP/ABBAS MOMANI)

Di negara-negara yang menggunakan sistem surat secara efektif, misalnya Amerika Serikat dan Kanada, tukang pos tidak lagi diperlukan. Kini orang-orang modern cenderung berkirim surat melalui surat elektronik atau dikenal sebagai e-mail.

Padahal layanan pos di banyak negara memiliki sejarah panjang yang gemilang. Pada pertengahan Abad ke-19, layanan ini menawarkan karier dengan bayaran yang layak.

Sedangkan di masa kini, banyak negara yang sudah menggantikan jasa pengiriman pos dengan layanan antar-jemput-kirim dan layanan semacam ini semakin dipengaruhi oleh teknologi.

Contoh, sudah muncul pengiriman berbasis drone yang dikembangkan oleh Amazon untuk sementara waktu. Di satu sisi, ekonomi berbagi (sharing economy) melahirkan inisiatif yang meluncurkan solusi pengiriman seperti UberRush.

Surat atau paket Anda tidak akan lagi dikirimkan oleh layanan pos tradisional.

2. Sopir Taksi

Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​

Anda mungkin telah mendengar pertempuran antara sopir taksi dan ojek online di negara-negara yang "dihuni" oleh aplikasi tersebut. Seperti misal Uber, Grab atau Gojek yang ada di Indonesia --kini melebar ke Vietnam.

Sekarang, penduduk dunia akan semakin dimanjakan dengan layanan tersebut, tentunya kendaraan yang digunakan adalah mobil pribadi, bukan lagi unit taksi.

Selain itu, keuntungan lain menggunakan layanan ojek online adalah tersedianya fitur Google Maps yang memudahkan pengemudi mengantar penumpang tepat ke tempat tujuan.

 

3. Jurnalis Media Cetak dan Loper

Dua Jurnalis Dipenjara, Kedubes Myanmar Didemo Pewarta
Tanda pengenal jurnalis diletakkan saat unjuk rasa di depan Kedubes Myanmar, Jakarta, Jumat (7/9). Mereka mendesak pemerintah Myanmar membebaskan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo yang menulis laporan serangan militer di Rakhine. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Setiap hari, lebih dari sejuta postingan blog diterbitkan. Ini adalah ancaman besar bagi masa depan media cetak. Selain itu, penulis paruh waktu atau freelance bersaing untuk mempromosikan cerita mereka ke penerbit ternama, baik secara online maupun fisik.

Pada tahun 2014, Careercast pernah memprediksi bahwa wartawan surat kabar adalah pekerjaan paling terancam punah.

Situs pencari kerja tersebut memperkirakan profesi itu akan menurun 13 persen di tahun-tahun mendatang, karena masyarakat dunia kini lebih memilih untuk membaca berita di dunia maya.

Selain itu, aplikasi berita yang bisa diunduh di ponsel memungkinkan penggunanya untuk mengikuti kabar terkini, sembari melakukan aktivitas lainnya. Pengiklan juga sudah mulai beralih ke media daring.

Pengguna pun bisa berlangganan secara elektronik, tanpa harus pergi ke kios koran untuk membelinya dari loper.

4. Pustakawan

Perpustakaan di Tengah Hutan
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang membaca di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Untuk membaca di sini, pengunjung harus mengantre lantaran gedung itu hanya boleh dimasuki oleh 40 orang. (FRED DUFOUR/AFP)

Pustakawan adalah orang yang berperan penting di sebuah perpustakaan. Jika Anda pernah menulis makalah penelitian, Anda mungkin akan merasakan betapa berharganya mereka.

Para pustakawan dapat dengan mudah mengelola dan menavigasi buku-buku yang menjadi koleksi di perpustakaan --meski jumlah buku ribuan bahkan ratusan ribu, mereka mudah menggetahui letak buku tertentu.

Mereka juga bisa mengarahkan Anda ke sumber yang benar dan memberikan Anda ide-ide pelengkap yang hebat.

Fakta lain yakni keberadaan pustakawan kini kian langka. Mereka hanya bertugas sebatas "jam kerja", sementara layanan perpustakaan online bisa buka selama 24 jam 7 hari.

Selain itu, mereka juga tidak secepat dan seefektif mesin pencari. Oleh karena itu, banyak universitas dan perpustakaan umum di dunia memindahkan layanan mereka ke platform online.

5. Kasir

Supermarket di Korea Utara
Dua wanita berada di kasir di supermarket di Pyongyang, Korea Utara (12/9). Banyak produk dalam negeri terlihat di rak-rak supermarket tersebut sebagai bagian dari upaya membangun ekonominya dan meningkatkan standar hidup nasional. (AP Photo/Kin Cheung)

Pesatnya perkembangan teknologi akan memaksa toko-toko untuk mengganti kasirnya dengan mesin otomatis, yang menghitung nilai pembelian pembeli. Istilah sekarang dikenal sebagai self-service.

Pelanggan hanya perlu memberikan produk yang mereka beli pada sebuah perangkat agar barcode RFID (Radio frequency identification) yang biasanya melekat pada sebuah barang dapat terbaca (dipindai atau scan).

Mereka juga diminta untuk menempatkan belanjaan pada neraca untuk kemudian diukur beratnya dan merekam bentuknya. Setelah itu, pembeli diminta untuk membayar tagihan dengan cara yang sesuai --uang tunai, kartu kredit, debit atau voucher, melalui perangkat.

Selain toko, self-service juga diberlakukan di SPBU.

6. Staf Bank

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tugas-tugas tradisional karyawan bank adalah membukakan rekening dan membayarkan cek nasabah. Seiring berkembangnya teknologi, kini para nasabah sudah tak perlu repot mengantre berlama-lama di bank, karena sudah ada internet.

Banyak bank juga menawarkan layanan cek melalui aplikasi ponsel pintar. Mentransferkan dana ke akun Anda secara langsung.

7. Agen Pariwisata

Pantai
Ilustrasi piknik di pantai (iStockphoto)

Dengan internet, Anda hanya perlu mengunduh aplikasi penyedia layanan wisata. Dari situ, Anda bisa membeli tiket pesawat, kereta api, memesan hotel, menyewa transportasi, hingga mengunjungi banyak destinasi liburan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya