Turki Bersumpah Akan Menguak Rincian Kematian Jamal Khashoggi

Arab Saudi telah mengakui, jurnalis Jamal Khashoggi tewas di konsulatnya di Istanbul. Pihak Turki mengaku tak akan membiarkan kasus itu ditutupi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Okt 2018, 19:07 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2018, 19:07 WIB
Forensik Turki Geledah Rumah Konjen Arab Saudi Cari Jejak Jamal Khashoggi
Polisi Turki menjaga kediaman Konsulat Jenderal Saudi Mohammed al-Otaibi saat tim forensik mencari barang bukti hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul, Rabu (17/10). (AP Photo/Emrah Gurel)

Liputan6.com, Ankara - Arab Saudi telah mengakui, jurnalis Jamal Khashoggi tewas di konsulatnya di Istanbul. Ia diklaim tewas dalam perkelahian dengan sejumlah orang di dalam fasilitas diplomatik itu.

Sebelumnya, aparat Turki menyebut, Khashoggi sengaja dibunuh di dalam gedung konsulat. Jasadnya kemudian diduga dimutilasi.

Pasca-pengakuan Arab Saudi, pihak Ankara bersumpah akan menguak rincian kematian korban. "Turki tak akan mengizinkan kasus ini ditutupi," kata juru bicara partai berkuasa seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (20/10/2018).

Awal pekan ini, seorang pejabat Turki yang tak disebut namanya mengatakan pada sejumlah media bahwa mereka punya bukti audio dan visual yang menguatkan dugaan bahwa Khashoggi sengaja dihabisi.

Polisi dan jaksa Turki telah melakukan penyisiran di gedung konsulat, kediaman konsul untuk mencari bukti terkait hilangnya Jamal Khashoggi.

Pada Jumat 19 Oktober 2018, aparat juga menyisir hutan terdekat. Seorang aparat yang tak disebut namanya yakin, jasad jurnalis tersebut mungkin dibuang ke sana.

Jurnalis Jamal Khashoggi hilang usai memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018. Kala itu ia mengurus dokumen pernikahannya dengan Hatice Cengiz, perempuan yang sudah jadi tunangannya.

Khashoggi, yang dikenal kritis terhadap kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, kemudian dikabarkan dibunuh oleh para algojo yang dikirim dari Riyadh. Jasadnya lalu dimutilasi.

Dunia pun geger. Namun, Arab Saudi tetap bungkam. Dua pekan berlalu dengan penyangkalan. Hingga akhirnya, pada Sabtu pagi 20 Oktober 2018, Riyadh mengakui bahwa Jamal Khashoggi tewas.

 

Saksikan video terkait kematian jurnalis Jamal Khashoggi:


Pengakuan Arab Saudi

Kecam Hilangnya Jamal Khashoggi, Jurnalis Unjuk Rasa di Kedubes Saudi
Anggota Jurnalis Freelance Indonesia unjuk rasa hilangnya Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10). Aksi simpati ini mengecam dugaan pembunuhan terhadap jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Pernyataan kejaksaan Arab Saudi, yang disiarkan stasiun televisi negara, menyebut, perkelahian pecah antara Khashoggi dan sejumlah orang di konsulat, yang berakhir dengan kematian korban.

"Investigasi masih terus dilakukan dan 18 warga Arab Saudi telah ditahan," demikian cuplikan pernyataan tersebut seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (20/10/2018).

Dua pejabat senior, deputi kepala intelijen Ahmad al-Assiri dan Saud al-Qahtani, pembantu senior Putra Mahkota Mohammed Bin Salman dipecat terkait kasus tersebut.

Saud al-Qahtani adalah anggota sosok terkemuka di Kerajaan Arab Saudi. Ia bertindak sebagai penasihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sementara, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri menjadi juru bicara kerajaan terkait perang di Yaman.

Laporan di media Arab Saudi dikeluarkan tak lama setelah Raja Salman berbicara lewat telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait kasus hilangnya Khashoggi.

Raja Salman juga dilaporkan memerintahkan pembentukan komite kementerian, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed, untuk merestrukturisasi dinas intelijen

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya