Kecelakaan hingga Pilot Narkoba, Ini Catatan Kelam Singa Merah Lion Air

Lion Air dikenal sebagai salah satu maskapai terbesar dan termuda di Indonesia, tapi sejumlah insiden buruk dialami perusahaan penerbangan ini. Mulai dari kecelakaan hingga pilot yang terbukti mengonsumsi narkoba.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 30 Okt 2018, 15:33 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 15:33 WIB
Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Teluk Karawang pada Senin 29 Oktober 2019
Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Teluk Karawang pada Senin 29 Oktober 2019 (Dok. Basarnas)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Lion Air tengah jadi sorotan akibat jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan JT 610. Insiden itu pun tercatat dalam sejarah kelam penerbangan sipil di sepanjang 2018.

Lion Air dikenal sebagai salah satu maskapai penerbangan terbesar dan termuda di Indonesia. Maskapai ini diketahui telah mengalami sejumlah kecelakaan dan malfungsi pada armadanya.

Berikut ringkasan tentang deretan bencana aviasi yang melanda maskapai berlogo singa merah itu, Liputan6.com rangkum dari beragam sumber, Selasa (30/10/2018).

- 2004: Empat tahun setelah mulai beroperasi, Lion Air mengalami kecelakaan mematikan pertama. Dua puluh lima orang tewas ketika penerbangan 538 jatuh di pemakaman di Surakarta, Jawa Tengah.

- 2006: Sebuah pesawat jenis McDonnell Douglas dihapus dari daftar armada Lion Air setelah tergelincir di landasan pacu, saat akan mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Temuan tim penyelidik mengkonfirmasi bahwa pembalik dorong kiri, yang diperlukan untuk pendaratan, tidak berfungsi. Beruntung tidak ada laporan korban jiwa yang muncul.

- 2007: Semua maskapai penerbangan Indonesia, termasuk Lion Air, dilarang terbang ke Eropa karena masalah keamanan. Larangan ini melunak selama satu dekade berikutnya, dan benar-benar dicabut pada bulan Juni. Amerika Serikat (AS) juga mencabut larangan 10 tahun untuk maskapai penerbangan Indonesia pada tahun 2016.

- 2010: Beberapa penumpang terluka ketika penerbangan 712 mendarat dengan bagian lambung pesawat menghantam landasan pacu di Bandara Supadio, Pontianak. 174 penumpang dan awak berhasil dievakuasi dengan seluncuran darurat.

- 2011 dan 2012: Pilot Lion Air ditangkap karena kepemilikan narkoba.

- 2013: Pada 13 April, penerbangan 904 dari Bandung ke Denpasar dengan 108 penumpang di dalamnya menabrak perairan dekat Bali, setelah melampaui landasan pacu saat mendarat. Badan pesawat Boeing 737-800 terbagi menjadi dua bagian dan penumpang harus berenang untuk menyelamatkan diri. Ajaibnya, semua selamat.

- 2014: Dua penumpang mengalami luka serius dan tiga lainnya menderita luka ringan ketika Boeing 737-900 mendarat keras di landasan pacu Bandara Internasional Juanda di Surabaya, dan terpental lima kali sebelum menghantam tanah.

- 2017: Sekitar 300 liter bahan bakar tumpah di landasan pacu Bandara Internasional Juanda Surabaya, yang berasal sayap pesawat Lion Air. Semua penumpang dievakuasi dan pesawat itu dikandangkan untuk penyelidikan lebih lanjut.

- 2018: Pada 28 April, penerbangan 892 tergelincir di landasan pacu Bandara Jalaluddin, Gorontalo, saat berusaha mendarat di tengah hujan lebat dan kegelapan. Bagian hidung pesawat rusak, tetapi tidak ada laporan korban jiwa.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Kabar Jatuhnya Lion Air Mendunia

Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Pesawat Lion Air dengan nomor JT 610, rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di dekat Teluk Karawang. Sebelumnya, pesawat itu dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 06.00 WIB, Senin 29 Oktober 2018.

"Pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB," jelas Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Sindu Rahayu, dalam keterangan yang diterima oleh Liputan6.com.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.

Pesawat ini tadinya dijadwalkan akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta return to base --mendarat darurat di bandara terdekat-- sebelum akhirnya hilang dari radar.

Pesawat Lion Air yang membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi, juga 2 pilot dan 5 pramugari, telah hilang kontak selama kurang lebih tiga jam.

Kabar mengenai insiden ini seketika menyebar di berbagai pemberitaan global. Situs berita terkemuka di Singapura, The Straits Times, menuliskan berita terkait dengan judul "Pesawat Lion Air yang Membawa 178 Penumpang, Jatuh ke Laut Sesaat Setelah Lepas Landas dari Jakarta". Berita itu menyoroti jumlah penumpang yang disebutkan oleh juru bicara Basarnas, Yusuf Latif.

Kantor berita BBC juga melaporkan hal serupa, di mana fokus beritanya mengatakan pesawat Lion Air jatuh di perairan di timur laut Jakarta.

Ditambahkan oleh The Guardian, bahwa pesawat nahas tersebut merupakan kasus yang pertama kali terjadi pada armada Boeing 737-8 Max, di mana notabene termasuk baru di kelasnya. 

Sementara kabar yang menekankan pada momen hilangnya kontak pesawat Lion Air diturunkan oleh sebagian besar situs berita terkemuka dunia, seperti CNBC, ABC News, News Australia, Seattle Times, Telegraph, dan Fox News.

Situs berita The Guardian dan CNN bahkan memasang update linimasa, yang terus mengabarkan perkembangan terbaru tentang jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. 

Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapat informasi pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor JT 610 itu jatuh di Tanjung Karawang. Basarnas pun mengerahkan tim menuju lokasi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya