Berlin - Satelit Euglena and Combined Regenerative Organic-Food Production in Space atau disingkat sebagai "Eu: CROPIS", telah lepas landas menuju angkasa luar untuk menjalankan misi unik.
Peluncuran satelit tersebut melibatkan roket Falcon-9 milik perusahaan swasta Space-X. Satelit tak berawak itu mengangkasa pada Senin, 3 Desember 2018 pada malam hari waktu Eropa Tengah, dari stasiun ruang angkasa Vandenberg, di negara bagian California, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
German Aerospace Center (DLR) menyebutkan, di dalam satelit terdapat sistem untuk mempertahankan kehidupan manusia, terdiri dari dua rumah kaca, biofilter, benih tomat kerdil, ganggang bersel satu dan urin sintetik sebagai pupuk. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu (9/12/2018).
Makanan untuk penerbangan ke Mars dan Bulan
Dalam misi ini perkembangan benih tomat di angkasa luar akan dipantau dengan kamera. Monitoring itu bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan penting untuk mendukung misi jangka panjang pada masa depan, yakni penerbangan astronaut ke Bulan dan Planet Mars.
Satelit "Eu-CROPIS " akan mengorbit dekat Bumi pada ketinggian 600 kilometer dan akan berrotasi pada sumbunya untuk menciptakan gravitasi yang mirip gaya tarik Bulan, dan setelah itu seperti gravitas Mars. Gravitasi di Bulan sekitar seperenam gravitas Bumi, sementara di Mars gaya tariknya sekitar 30 persen gravitasi Bumi.
Dengan demikian, benih tomat tumbuh menyesuaikan diri dengan gravitasi yang lebih kecil dibanding gaya tarik Bumi.
Satelit berukuran satu meter kubik dengan berat 230 kilogram itu, dikembangkan dan dibuat oleh DLR, bekerja sama dengan Friedrich Alexander University Erlangen-Nürnberg. Satelit ini dikendalikan oleh pusat pengendali DLR di Oberpfaffenhofen, Bavaria.
Peluncuran satelit semula direncanakan pada 19 November, tetapi tertunda akibat cuaca buruk di California. Selain itu proses pemeliharaan roket peluncur milik perusahaan ruang angkasa swasta-Space-X, juga diundurkan sebanyak tiga kali.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini: