WNI Ayah dan Anak Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru Berangsur Pulih

Dua WNI yang terluka dalam teror penembakan di masjid Selandia Baru telah berangsur pulih, kata kerabat korban dalam unggahan media sosial pagi ini waktu lokal.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Mar 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 12:00 WIB
Penembakan di Masjid Selandia Baru
Polisi dan staf ambulans membantu seorang lelaki yang terluka dalam insiden penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Tiga korban penembakan adalah perempuan dewasa dan seorang lagi adalah gadis cilik. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Christchurch - Dua WNI yang terluka dalam teror penembakan di masjid Selandia Baru telah berangsur pulih, kata kerabat korban dalam unggahan media sosial pagi ini waktu lokal.

Zulfirman Syah dan putra kecilnya, Averroes, masih menjalani perawatan medis di RS Christchurch Public Hospital hingga hari ini, kata sang istri Atta Marie dalam posting-an di Facebook yang dilihat Liputan6.com, Senin (18/3/2019).

"Suami saya masih di SPCU (Surgical Progressive Care Unit) dan terus berangsur pulih setiap harinya," kata Marie.

"Kami tidak tahu kapan ia akan keluar dari SPCU, tapi semuanya terlihat positif."

Marie sempat menjelaskan bahwa Zulfirman "berada dalam kondisi stabil setelah operasi eksplorasi dan rekonstruktif yang luas."

Ia mengatakan, suaminya menderita "luka tembak di beberapa bagian tubuhnya" usai berusaha menjadi 'perisai' bagi putranya, Averroes.

Averroes, kata Marie, "mengalami luka ringan dan menjalani operasi pada Sabtu lalu untuk mengambil pecahan peluru."

"Putra kecil kami, Averroes, juga berangsur pulih, namun juga tidak tahu kapan ia akan keluar dari rumah sakit."

"Sungguh sulit untuk menahan bocah dua tahun energetik ini untuk tetap tenang," lanjut Marie bercanda.

"Sekali lagi, kami bersyukur atas aliran dukungan tanpa henti yang kami terima. Perawatan medis telah menjadi yang terbaik dan kami akan selamanya berterima kasih kepada setiap orang yang telah membantu meringankan kesulitan dari situasi ini."

Zulfirman dan putranya tertembak oleh pelaku bersenjata di Linwood Islamic Centre, Christchurch --sekitar 5 km dari TKP penembakan awal, Masjid Al Noor.

Pihak KBRI Wellington memastikan bahwa Zulfirman dan putranya mendapat perawatan medis yang layak di Christchurch. Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, juga telah menjenguk pria Minang tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


50 Orang Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru

Wajah dan Senjata Terduga Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru
Wajah Brenton Tarrant terduga pelaku penambakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Warga Australia berusia 28 tahun tersebut melepaskan tembakan secara brutal ke dua masjid di Christchurch. (AP Photo)

Lima puluh orang terbunuh dan 50 lainnya terluka dalam teror penembakan masjid di Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada 15 Maret 2019 lalu, kata polisi dalam sebuah pernyataan terbaru pada Minggu 17 Maret 2019 waktu lokal.

Tota 42 orang tewas di Masjid Al Noor, tujuh orang meninggal di Linwood dan satu lagi di rumah sakit.

Seorang pengungsi Suriah dan putra-putranya yang masih remaja, seorang akademisi Pakistan, dan seorang siswa adalah di antara para korban serangan hari Jumat, pembantaian terbesar dalam sejarah modern Selandia Baru, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (17/3/2019).

Satu warga negara Indonesia, Lilik Abdul Hamid, yang sebelumnya dilaporkan hilang saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch.

Salah seorang pelaku, Brenton Harrison Tarrant (28) telah didakwa pada 16 Maret 2019 dengan pasal pembunuhan dan "banyak dakwaan lainnya dalam persidangan mendatang" kata otoritas.

Brenton Tarrant disebut sebagai seorang ekstremis sayap kanan dan pendukung 'supremasi kulit putih'.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya