Satu Orang Tewas dalam Penembakan di Utrecht, Polisi: Mungkin Bermotif Terorisme  

Satu orang dikhawatirkan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penembakan di Utrecht pada Senin 18 Maret 2019.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Mar 2019, 19:22 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 19:22 WIB
Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Utrecht - Satu orang dikhawatirkan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penembakan di Utrecht, Belanda pada Senin 18 Maret 2019 siang waktu lokal, kata kepolisian setempat.

Pelaku bersenjata diketahui menyerang sebuah trem berpenumpang di sekitar persimpangan 24 Oktoberplein, Utrecht. Ia melaksanakan aksinya saat berada di dalam moda transportasi itu.

Polisi mengatakan, tak menutup kemungkinan bahwa insiden tersebut memiliki "motif terorisme," demikian seperti dikutip dari Euronews, Senin (18/3/2019).

"Beberapa tembakan ditembakkan dari dalam trem dan beberapa orang terluka. Helikopter ada di tempat kejadian dan tidak ada penangkapan yang dilakukan," kata juru bicara kepolisian Joost Lanshage. Dia tidak segera bisa memberikan perincian lebih lanjut.

Aparat mengatakan, tersangka bersenjata itu masih buron dan pihak berwenang menetapkan ancaman terorisme di Utrecht ke level 5, atau yang tertinggi.

Sekolah-sekolah diminta untuk menutup pintu mereka dan polisi paramiliter meningkatkan keamanan di bandara dan infrastruktur vital lainnya.

Keamanan juga ditingkatkan di masjid-masjid, khawatir insiden merebak ke lokasi peribadatan.

Pembunuhan Bersenjata Api Jarang Terjadi

Lembaga penyiaran lokal RTV Utrecht mengutip seorang saksi yang mengatakan dia melihat seorang wanita terbaring di tanah di tengah semacam konfrontasi, dan beberapa pria melarikan diri dari tempat kejadian.

Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan dia sangat prihatin dengan insiden itu dan mengadakan pertemuan darurat dengan para pemangku kepentingan terkait guna merespons krisis.

Utrecht, kota terbesar keempat di Belanda, dikenal dengan kanal-kanalnya yang indah dan populasi siswa yang besar. Pembunuhan bersenjata api jarang terjadi di Utrecht, atau di tempat lain di Belanda.

Kejadian ini hanya berselang beberapa hari usai penembakan di masjid Selandia Baru yang menewaskan 50 orang, oleh tersangka yang mengklaim sebagai pendukung 'supremasi kulit putih'.

Aparat penegak hukum di sejumlah negara mengatakan tengah bersiaga atas kemungkinan efek riak dari teror di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019 kemarin.

Kasus penembakan di Utrecht ini diperkirakan masih terus berkembang.

 

Simak video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya