Liputan6.com, Tunis - Para pemimpin negara arab menyatakan kesiapannya untuk mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi Amerika Serikat yang memberikan dukungan serta pengakuan atas Dataran Tinggi Golan yang diklaim oleh Israel.
Dikutip dari laman Voice of America, Senin (1/4/2019), para pemimpin Arab yang sebelumnya sempat terpecah oleh persaingan regional, mengakhiri KTT tahunan mereka di Tunisia beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, tiap negara menyerukan kerja sama dengan Iran sebagai negera non-Arab. Para pemimpin Arab telah lama bergulat dalam perselisihan di kawasan regional. Bahkan, tiap negara saling menarik balik warganya.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, mereka tetap satu suara dalam mengupayakan penolakan dukungan Amerika Serikat atas klaim dari Israel soal Dataran Tinggi Golan.
"Kami, para pemimpin negara-negara Arab berkumpul di Tunisia... menyatakan penolakan dan kecaman kami atas keputusan Amerika Serikat untuk mengakui kedaulatan Israel atas Golan," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Dia mengatakan negara-negara Arab akan mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan AS dan mencari pendapat hukum dari Mahkamah Internasional mengenai keputusan AS. Ini memperingatkan negara-negara lain untuk tidak mengikuti jejak Washington.
Trump mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel, yang mencaplok wilayah itu pada 1981, setelah merebutnya dari Suriah pada 1967.
Keputusan Trump sebelumnya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel juga mengundang kecaman Arab. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara tersebut di masa depan.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan kepada para pemimpin Arab bahwa negaranya "benar-benar menolak" segala tindakan yang mempengaruhi kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan negara-negara Arab perlu memastikan komunitas internasional memahami pentingnya perjuangan Palestina bagi negara-negara Arab.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sikap Uni Eropa
Sebelumnya, tindakan penolakan juga dinyatakan oleh Uni Eropa. Dikutip dari laman The Jerusalem Post, Kepala Kebijakan Luar Ngeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan bahwa UE menolak dan tidak akan mengikuti jejak AS.
Israel telah lama berpendapat bahwa Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk keamanannya. Mereka mengklaim punya argumen yang kuat, setelah beberapa tahun terakhir Iran berusaha untuk mendapatkan pijakan di daerah itu sebagai langkah untuk menyerang Israel.
Politisi sayap kanan Israel mengecam Uni Eropa karena penolakannya terhadap kedaulatan Golan.
"Uni Eropa juga tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kami," ujar Menteri Pendidikan Naftali Bennett dalam pesan video yang ia posting di Twitter.
"Saya sungguh malu pada Anda," katanya lagi pada Uni Eropa.
Meski begitu, Uni Eropa tetap pada pendiriannya.
"Posisi Uni Eropa dalam hal status Dataran Tinggi Golan tidak berubah," kata Federica Mogherini.
"Sejalan dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 497, Uni Eropa tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki," katanya.
Advertisement