Donald Trump Minta Rusia Keluar dari Venezuela

Hal ini disampaikan oleh Donald Trump setelah Rusia mengirim dua pesawat Angkatan Udara ke Venezuela dengan jumlah hampir 100 tentara pada minggu lalu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Mar 2019, 06:31 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 06:31 WIB
Donald Trump Tinjau Tembok Prototipe di San Diego
Presiden AS, Donald Trump berbincang saat melakukan perjalanan untuk melihat prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko di San Diego, Selasa (13/3). Tembok ini adalah perwujudan dari janji Trump pada kampanye presiden 2016 lalu. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyuruh Rusia untuk angkat kaki dari Venezuela serta menarik pasukannya dari negara tersebut.

Trump memberi peringatan bahwa akan ada banyak opsi yang akan dilakukan Amerika Serikat agar Rusia tak adalagi di wilayah tersebut, demikian dikutip dari laman CNN, Kamis (28/3/2019).

Hal ini disampaikan oleh Trump setelah Rusia mengirim dua pesawat Angkatan Udara ke Venezuela dengan jumlah hampir 100 tentara pada minggu lalu.

Donald Trump menuduh aksi Rusia tersebut telah meningkatkan krisis politik di Venezuela.

"Rusia harus keluar dari Venezuela," demikian yang disampaikan oleh Trump.

Saat ditanya jika Rusia tidak mau keluar: "Baiklah, Baiklah... ada banyak kemungkinan yang terbuka."

Amerika Serikat curiga, 100 tentara yang dikirim Rusia ke Venezuela merupakan pasukan khusus dan personel keamanan siber.

Menanggapi tuduhan itu, Wakil Duta Besar Rusia di Venezuela Dmitry Polyanskiy mengatakan bahwa negaranya tidak akan menanggapi dan menuruti permintaan dari Donald Trump.

Krisis terjadi di Venezuela akibat pergolakan politik di negera tersebut. Perebutan kekuasaan terus terjadi antara Presiden Nicholas Maduro dengan pemimpin oposisi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Aksi Diam-Diam Rusia?

Sebelumnya, sejumlah pejabat militer Rusia dilaporkan mengunjungi Venezuela secara diam-diam pada Sabtu 23 Maret 2019. Dua pesawat angkatan udara Negeri Beruang Merah dikabarkan terparkir di Bandara Internasional Simon Bolivar di Caracas, hampir sepanjang akhir pekan lalu.

Sebuah situs web pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa dua pesawat tersebut berangkat dari bandara militer Rusia menuju Caracas pada hari Jumat, demikian sebagaimana dikutip dari France 24.

Sementara situs pelacakan penerbangan lainnya menunjukkan bahwa salah satu pesawat terkait meninggalkan Caracas.

Kunjungan itu terjadi tiga bulan setelah kedua negara mengadakan latihan militer di Venezuela, yang oleh Presiden Nicolas Maduro disebut sebagai tanda hubungan kuat antara Caracas dan Moskow.

Namun di lain pihak, Amerika Serikat (AS) menyebut kerja sama tersebut sebagai bentuk perambahan Rusia terhadap Venezuela.

Sebuah jet penumpang Ilyushin IL-62 dan pesawat kargo militer Antonov AN-124 berangkat ke Caracas pada hari Jumat dari bandara militer Rusia Chkalovsky, dan sempat transit di Suriah, lapor situs pelacakan penerbangan Flightradar24.

Penerbangan tersebut membawa para pejabat militer Rusia yang tiba untuk "bertukar pikiran", tulis kantor berita milik pemerintah Rusia Sputnik, yang mengutip sumber tanpa nama di kedutaan besar negara itu di Venezuela.

"Rusia memiliki berbagai kontrak (dengan Venezuela) yang sedang dalam proses pemenuhan, kontrak dengan karakter militer teknis," tambah Sputnik mengutip sumber terkait.

Meski begitu, tidak ada tanggapan resmi dari Kementerian Informasi Venezuela tentang kunjungan militer Rusia tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya