Terbongkar 3 Alasan Mengapa April Mop Tidak Dirayakan di China

Berbagai faktor menyebabkan April Mop tidak dirayakan di China.

oleh Siti Khotimah diperbarui 02 Apr 2019, 13:49 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 13:49 WIB
Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)
Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 1 April ditandai sebagai April Mop, sebuah momen saat banyak orang di dunia memberikan tipuan dengan maksud untuk bercanda.

April Mop atau kadang disebut juga sebagai April Fools itu dirayakan di banyak negara. Dari Amerika Serikat di belahan bumi utara hingga Australia di bagian bumi Selatan.

Meski demikian, sejumlah negara melarang April Mop karena beberapa alasan. China adalah salah satunya.

Sebuah situs bernama Digital Crew melaporkan setidaknya tiga alasan yang menyebabkan Negeri Tirai Bambu tersebut melarang April Mop. Berikut informasinya, dikutip pada Selasa (2/4/2019):

Simak pula video pilihan berikut:

1. Bukan Budaya China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Meskipun asal-usul April Mop masih belum jelas sepenuhnya. Memberikan lelucon pada 1 April itu juga bukan budaya China.

Asal-usul April Mop sendiri tidak jauh dari Bangsa Barat. Sebagaimana dikutip dari laman History.com, April Mop pertama kali dirayakan pada 1 April 1700. Pada hari itu, orang-orang saling iseng, berbohong, atau melempar lelucon hingga tengah hari, tanpa harus merasa bersalah atau dipersalahkan.

Sejumlah sejarawan yang lain berspekulasi bahwa April Mop bisa ditelusuri pada 1582 ketika Prancis mengganti kalender, dari Julian menjadi Gregorian.

Pada Abad Pertengahan, tahun baru dirayakan pada tanggal 25 Maret di seluruh Eropa. Di sejumlah lokasi di Prancis, perayaannya bahkan hingga 1 April.

Setelah Raja Charles IX mengganti kalender, tahun baru dipindah jadi 1 Januari. Mereka yang tetap merayakan tahun baru di musim semi, atau lupa soal pergantian kalender itu dijuluki 'Poisson d'avril' atau 'April Fish' -- simbol orang yang gampang dikibuli.

Sejarawan juga mengaitkan April Mop dengan festival kuno seperti Hilaria -- yang dirayakan di Roma pada akhir Maret. Orang-orang yang datang diwajibkan memakai pakaian yang mengaburkan identitasnya.

2. Berpotensi Mencemarkan Nama Baik

Ilustrasi April Mop
Ilustrasi april mop (dok. Pixabay.com/Alexas_Fotos/Putu Elmira)

Meskipun April Mop dilakukan hanya dengan maksud bercanda, tidak semua orang memiliki selera humor yang tinggi, bahkan beberapa akan melihat April Fools itu sebagai tindakan yang tidak baik.

Sebagian masyarakat China dan di beberapa negara yang lain menganggap April Mop berpotensi mencemarkan nama baik atau menyesatkan orang lain.

Terlebih, seiring dengan kemajuan zaman maka desas-desus, gosip, dan berita yang tidak benar mudah disebarkan melalui berbagai cara. Misalnya adalah melalui internet.

Sebagai contoh adalah pada beberapa tahun yang lalu. Saat itu, pemerintah Tiongkok menindak kasus penyebaran rumor secara daring. Saat itu, pelaku diancam dengan hukuman penjara hingga tiga tahun, atas kasus pencemaran nama baik.

Hal itu, nampaknya dipicu oleh laporan-laporan satire tertentu di media --termasuk di The Union, yang mencatut pemerintah.

Sejak saat itu, lembaga-lembaga publik dan media telah diperingatkan untuk tidak membuat pernyataan yang berkaitan dengan penipuan komedi atau untuk membuat tautan kepada pemberitaan tersebut.

3. Bertentangan dengan Sosialisme

April Mop
Ilustrasi april mop (dok. Pixabay.com/mariananbu/Putu Elmira)

Enam tahun lalu, pemerintah China menyebut bahwa April Mop bertentangan dengan nilai inti sosialis yang dianut oleh negara tersebut.

"April Mop adalah hari yang tidak sesuai dnegan tradisi budaya kita, atau nilai-nilai inti sosialis," kata pemerintah China yang diumumkan oleh kantor berita resmi Xinhua.

Mengutip laman Fortune.com, seorang pengguna media sosial di China menganggap pernyataan itu sebagai hal yang lucu. Menurutnya, "setiap hari adalah April Mop jika terkait dengan propaganda pemerintah."

Pemerintah Tiongkok juga sempat menindak penyebaran rumor secara online - mengancam bui tiga tahun, dan menuduh pelaku pencemaran nama baik jika unggahan mereka dilihat lebih dari 5.000 kali atau dikirim ulang lebih dari 500 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya