Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan merencanakan bahwa pasangalan lain akan merayakan satu tahun pertemuan tinggi antara Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada 27 April mendatang meski Korea Utara belum tentu hadir.
Dikutip dari laman Japantimes, Selasa (23/4/2019) Kementerian Unifikasi di Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan; Jika itu terjadi maka perayaan akan berlangsung di perbatasan kedua wilayah yang ada di desa Panmunjom.
Advertisement
Baca Juga
Panmunjom merupakan sebuah wilayah di zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi perbatasan kedua negara.
Pada 27 April 2018 lalu, Moon dan Kim Jong-un bertemu untuk pertama kalinya di Panmunjom. Keduanya bahkan sempat bertukar tawa hingga berpelukan dalam momen bersejarah itu.
Sejak itu, Moon dan Kim Jong-un telah tiga kali bertemu di Panmunjom.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan KTT ketiga antara AS dan Korut kemungkinan besar akan kembali terjadi. Hal itu ia sampaikan saat menerima kunjungan dari Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Dikutip dari laman Channel News Asia, pertemuan antara dua pemimpin negara itu tak hanya membahas masalah kemungkinan KTT selanjutnya, namun juga berupaya mencari jalan keluar soal denuklirisasi.
Sebelumnya, pada KTT kedua di Vietnam kedua negara tidak menghasilkan kesepakatan. Meski begitum Donald Trump menyampaikan bahwa ada banyak hal baik yang mereka dapatkan.
Trump juga menyampaikan bahwa pertemuan itu adalah kemajuan besar dan ia sangat menghormati Kim Jong-un, sebagai pimpinan Korea Utara.
Â
Pertemuan Trump dan Moon
Donald Trump melangsungkan pertemuan dengan Moon pada Kamis, 11 April 2019 di Gedung Putih.
Moon telah menjadi tokoh utama langkah-langkah lain dengan Amerika untuk mencapai denuklirisasi di kawasan itu, dengan mengurangi sebagian sanksi sebagai cara membujuk Korea Utara agar mau berunding dan mulai mengambil kebijakan yang mendukung ke arah itu.
Moon sebelumnya mengatakan ia berharap lawatannya ke Amerika akan menghidupkan kembali pembicaraan yang macet dengan Korea Utara.
Pembicaraan itu terhenti setelah Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan puncak mereka Februari lalu di Hanoi.
Â
Advertisement
Memiliki Dua Tujuan
Harry Kazianis, direktur Kajian Korea di Center of the National Interest, mengatakan bahwa lawatan Moon ke Washington memiliki dua tujuan. Pertama, kata Kazianis, Moon "ingin memastikan pembicaraan antara Pyongyang dan Washington berlanjut."
Ia mengatakan hal minimum yang perlu dicapai Moon dalam lawatan itu adalah membuat kedua pihak tetap berdialog" dan memuluskan prosesnya.
Kazianis berpendapat presiden Korea Selatan akan benar-benar berusaha dan berbuat untuk melihat apakah kedua pihak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat.
Hal tersebut dianggap mungkin saja terjadi. Sewaktu berbicara pekan lalu dalam acara televisi CBS This Morning, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan saluran-saluran diplomatik tetap dibuka dan ada percakapan terus menerus setelah pertemuan Hanoi mengenai cara untuk melangkah maju.
Selain itu, Pompeo mengatakan ia "yakin" akan ada pertemuan puncak ke-tiga antara kedua pemimpin, kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang. Namun demikian, Pompeo tidak memberikan rinciannya.