Kubu Narendra Modi Menang Pemilu India Versi Jajak Pendapat

koalisi pendukung petahana Perdana Menteri Narendra Modi yang dipimpin oleh partai sayap kanan Bharatiya Janata (BJP) kemungkinan akan memenangkan mayoritas parlemen.

oleh Siti Khotimah diperbarui 20 Mei 2019, 10:11 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 10:11 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi (AP/Manish Swarup)
Perdana Menteri India Narendra Modi (AP/Manish Swarup)

Liputan6.com, Jakarta - Jajak pendapat (exit poll) terkait pemilihan umum India telah selesai dilaksanakan. Hasilnya, koalisi pendukung petahana Perdana Menteri Narendra Modi yang dipimpin oleh partai sayap kanan Bharatiya Janata (BJP) kemungkinan akan memenangkan mayoritas parlemen.

Dalam jajak pendapat yang diterbitkan oleh media pada Minggu 19 Mei 2019, BJP diperkirakan akan kehilangan sebagian kursinya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Senin (20/5/2019).

Namun, secara keseluruhan Aliansi Nasional Demokratik (NDA) pendukung PM Narendra Modi berhasil mengamankan mayoritas dari 545 kursi di parlemen. Anggota dewan yang berhasil duduk di Majelis Rendah dari NDA diperkirakan antara 287 hingga 306 orang.

Sementara itu oposisi NDA, Aliansi Progresif Bersatu (UPA) yang dipimpin oleh Partai Kongres Nasional India diprediksi akan mendaparkan 128 hingga 132 kursi.

Sebetulnya, hasil jajak pendapat yang dilakukan media India memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Dalam CVoter, NDA diproyeksikan mendapatkan 287 kursi, diikuti oleh UPA sebanyak 128 orang berhasil melenggang ke parlemen.

Hasil jajak pendapat lain juga dirilis oleh stasiun televisi Times Now, mengatakan aliansi Modi kemungkinan akan memenangkan 306 kursi, mayoritas, dengan 142 kursi lain untuk UPA.

Saluran TV lainnya, Sudarshan News, memproyeksikan 313 kursi untuk NDA dan 121 ke UPA.

Polling dari News18India-IPSOS mengatakan NDA yang dipimpin Modi akan memenangkan 336 kursi, sementara UPA hanya mendapat 82.

Satu polling keluar oleh Neta NewsX, yang meramalkan aliansi Modi mendapatkan 272 kursi.

Exit polling itu dirilis beberapa menit setelah India mengakhiri pemilu raksasasa yang diadakan sejak 11 Apri lalu dan berlangsung selama tujuh fase.

Ketika tempat pemungutan suara terakhir ditutup pada Minggu pukul 12.30 GMT, atau 19.30 WIB.

Saat Pemilu, Modi Bertapa di Gua Suci

Donald Trump Undang PM India ke Gedung Putih
PM Narendra Modi (MONEY SHARMA / AFP)

Perdana Menteri Narendra Damodardas Modi, atau akrab disapa Narendra Modi, 'mengambil jeda' sejenak dari penatnya pemilihan umum di India yang diselenggarakan serentak selama satu bulan, mulai 11 April sampai 19 Mei 2019.

Pada malam terakhir dari pemungutan suara, Modi yang berusia 68 tahun memutuskan untuk bertapa di Uttarakhand, negara bagian di sebelah utara India.

Namun sebelum melakukan perjalanan spiritual dari Delhi ke Uttarakhand, Modi harus mengantongi izin khusus terlebih dahulu dari badan pengawas nasional, sebab aturan pemilu melarang seluruh calon melakukan kampanye pada 48 jam sebelum pemungutan suara berakhir, kata kantor berita Press Trust of India (PTI).

Setelah mendapatkan persetujuan, kandidat petahana ini kemudian berangkat ke "Tanah Dewa" yang berbatasan dengan Tibet dan Nepal itu. Sesampainya di gua suci, ia bermeditasi sambil mengenakan jubah oranye di sebuah gua suci yang terletak di sebuah situs ziarah Himalaya.

Dia juga mengunjungi Kuil Kedarnath yang amat dihormati oleh umat Hindu, di mana bangunan tersebut didedikasikan untuk Dewa Siwa.

Dikutip dari BBC, Minggu 19 Mei, Narendra Modi mengunggah empat foto yang menunjukkan dirinya ketika bertandang ke Uttarakhand.

Gambar-gambar tersebut diduga merupakan upaya dirinya untuk menarik perhatian mayoritas Hindu ketika pemungutan suara berakhir.

Dalam pemilu India tahun ini, Modi harus berhadapan dengan saingan terberatnya, Rahul Gandhi, dari partai Kongres sekaligus keturunan dinasti Nehru-Gandhi.

Kedua belah pihak tak hentinya saling serang argumen dengan melontarkan kritik dan tudingan korupsi, nepotisme, dan nasionalisme.

Pemilu Berlangsung 6 Pekan

Hari Kemerdekaan India
Seorang gadis mengibarkan bendera India saat para siswa melakukan tarian selama perayaan Hari Kemerdekaan India, di Jammu, India, (15/8). India merdeka dari kolonialis Inggris pada tahun 1947. (AP Photo / Channi Anand)

Sebanyak 900 juta orang dari 1,3 miliar warga negara India, berhak memberikan suara mereka dalam pemilu tahun ini. Pemilu yang dimaksud berlangsung selama enam pekan, di mana sekitar 142 juta orang mencoblos pada tahap pembukaan.

Narendra Modi dan partainya, Bharatiya Janata --yang menang pada pemilu 2014-- masih diunggulkan untuk kembali memimpin negara itu. Namun, ia menghadapi ketidakpuasan masyarakat yang kian berkembang di kawasan pedesaan, terkait merosotnya pendapatan pertanian.

Modi juga dikecam karena kekerasan sektarian yang meningkat. Kasus itu dilakukan oleh gerombolan yang menamakan diri mereka sebagai "kelompok pelindung sapi". Mereka sering membuat kerusuhan dan umumnya menarget Muslim yang kerap mengonsumsi daging sapi --hewan ini adalah binatang suci bagi penganut agama Hindu.

Namun posisi Modi tetap dianggap masih kuat dibandingkan dengan kubu oposisi.

Bahkan sempat naik lantaran responsnya terhadap aksi bom bunuh diri pada 14 Februari, yang menewaskan 40 tentara keamanan India di wilayah Kashmir yang disengketakan.

Saat itu, jet-jet tempur India merambah masuk ke wilayah udara Pakistan dan melancarkan serangan terhadap lokasi yang diduga kamp latihan kelompok militan Jaish-e-Mohammad, yang dilaporkan mengaku bertanggung jawab atas aksi pemboman di Kashmir.

Serangan udara ini mendorong India dan Pakistan, negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir berkonfrontoasi, ke ambang perang.

Meski demikian, hasil final terkait kebrhasilan Modi mempertahankan jabatannya baru akan diketahui setelah penghitungan suara. Hasil akhir direncanakan akan diumumkan pada 23 Mei 2019.

Adapun pemungutan suara sendiri baru akan selesai pada 19 Mei 2019 waktu setempat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya