Liputan6.com, New Delhi - Baru-baru ini seorang kandidat legislatif dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang tengah berkuasa menyebut pembunuh Mahatma Gandhi sebagai pahlawan. Menanggapi kader partainya, Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan kecamannya.
Kecaman Modi diberikan 24 jam pasca-komentar negatif itu disampaikan oleh Pragya Singh Thakur - secara terpisah, Thakur juga menghadapi dakwaan sehubungan dengan pengeboman masjid pada 2008 yang menewaskan enam orang.
Thakur sebetulnya telah menyatakan permintaan maaf atas komentarnya, namun gagal memadamkan kontroversi yang ada dalam masyarakat. Sebelumnya ia mengatakan bahwa pembunuh Gandhi, Nathuram Godse "adalah, adalah, dan akan tetap menjadi patriot".
Advertisement
Godse adalah seorang fanatik Hindu yang menembak Mahatma Gandhi pada Januari 1948.
Pada hari Jumat, Modi mengatakan kepada saluran News 24 India bahwa "bahasa dan pemikiran Thakur harus dikutuk dan tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab".
"Orang-orang dengan kepercayaan seperti itu harus berpikir seratus kali sebelum mengatakan hal-hal seperti itu ... Dia meminta maaf secara terbuka atas komentarnya, tetapi saya tidak akan memaafkannya pada tingkat pribadi," tambah Modi.
Modi Dikritik Oposisi
Oposisi utama India, Partai Kongres Nasional India yang pernah dipimpin Gandhi, mengatakan kata-kata Modi "tidak berarti apa-apa". Kubu itu juga meminta sang perdana menteri berusia 68 tahun itu untuk mengambil "tindakan nyata" atas Thakur .
"Pernyataannya (Thakur) tidak hanya membawa aib tetapi juga melukai perasaan orang-orang di India & di seluruh dunia," kata Kongres dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook.
BJP bulan lalu menunjuk Thakur sebagai kandidat parlemen untuk ibu kota negara bagian Madhya Pradesh, Bhopal.
Hal itu telah memicu kecaman dari para penentang yang menuduh partai itu menggunakan pencalonannya dalam upaya untuk mempolarisasi pemilih dengan latar belakang agama.
Advertisement
Thakur Tokoh Kontrovorsial
Thakur, kandidat legislatif berusia 49 tahun itu telah muncul sebagai simbol gerakan nasionalis Hindu sejak awal pencalonan. Tokoh yang juga dikenal sebagai Sadhvi Pragya itu sedikit banyak telah berperan dalam peningkatan intoleransi terhadap komunitas muslim di India yang mayoritasnya Hindu.
Pencalonan Thakur sebetulnya tidaklah mulus. Ia telah dibayangi oleh proses pengadilan yang sedang berlangsung terkait dugaan keterlibatannya dalam ledakan bom di dekat masjid di Malegaon, negara bagian Maharashtra, pada 2008.
Saat itu enam orang tewas dan 100 lainnya luka-luka.
Thakur telah membantah terlibat dalam ledakan 2008 di kota berpenduduk mayoritas Muslim itu. Tetapi, menurut keterangan pengadilan yang dikutip oleh kantor berita Reuters, sepeda motor tempat bahan peledak itu diikat adalah milik Thakur, dan ia termasuk di antara mereka yang merencanakan serangan untuk membalas apa yang disebut sebagai "kegiatan jihad".
Persidangan dimulai pada bulan Desember tetapi putusan akhir tidak diharapkan dalam waktu dekat.