Pembawa Sial hingga Jelmaan Iblis, Ini Alasan Kucing Hitam Tak Disukai?

Salah satu warna kucing yang kurang mendapat perhatian yaitu si pemilik warna hitam. Mereka kerap ditemukan secara liar dan tak bertuan. Mengapa demikian?

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2019, 20:40 WIB
7 Bukti Kucing Hitam Lebih 'Bar-bar' Dibanding Kucing Oranye
7 Bukti Kucing Hitam Lebih 'Bar-bar' Dibanding Kucing Oranye (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kucing-kucing di dunia berasal dari banyak jenis, ras, dan memiliki warna bulu beragam. Umumnya mereka berwarna terang seperti oranye, putih, serta cokelat.

Salah satu warna kucing yang kurang mendapat perhatian yaitu si pemilik bulu berwarna hitam.

Kucing hitam kerap ditemukan secara liar dan tak bertuan.

Dilansir dari The Sun, Kamis (8/8/2019), pada pertengahan abad dahulu kucing hitam berkaitan erat dengan para penyihir. Itulah konon yang menjadi alasan tak banyak orang memeliharanya.

Zaman dahulu kala, para penyihir konon memelihara kucing hitam dan menjadikan mereka sebagai pembantu.

Hingga saat ini, di Amerika kucing hitam masih dipercaya membawa aura buruk bahkan kesialan. Salah satunya ketika binatang itu berjalan di jalan setapak tepat dan berhadapan dengann seseorang, hal itu dipercaya sebagai pertanda kematian.

Selain keterkaitan mereka dengan para penyihir, The Sun juga merilis tulisan mengenai kucing hitam yang terbuang karena mereka yang tidak semenarik kucing berwarna lainnya.

Amy Buckle, dari pusat penyelamatan hewan di New Romney mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk memberi rumah bagi para kucing hitam.

"Mereka (para pengadopsi) ingin hewan yang bisa dipamerkan dalam media sosial mereka, dan itulah mengapa kucing hitam jarang dipandang," sebutnya.

Pembawa Maut

Ilustrator Jepang Melukiskan Manusia Hidup Di Antara Hewan Raksasa
Seorang pahlawan sedang dalam perjalanan untuk membunuh penyihir jahat, tiba-tiba bola bulu liar mengancam melewati jalannya. Faktanya, kucing hitam umumnya dipandang sebagai keberuntungan di Jepang dan sebagian besar Asia.(Liputan6.com/boredpanda)

Black Death atau Maut Hitam adalah salah satu pandemik paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah yang diyakini disebabkan bakteri Yersinia pestis itu menyebar ke seluruh Eropa antara tahun 1346 dan 1353.

Penyebaran wabah tersebut bermula dari seranggga -- umumnya kutu -- yang terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan pengerat termasuk di antaranya tikus dan marmot yang terinfeksi wabah.

Dikarenakan belum terdapat pengobatan yang modern, terdapat spekulasi dan takhayul muncul tak terhitung banyaknya.

Sejumlah orang Eropa menuding sekelompok orang seperti kaum Yahudi, pengemis, penderita lepra, dan bahkan biarawan sebagai biang keladi.

Lainnya menuding hewan. Yang paling terkenal adalah terkait kucing pembawa kutukan dan kaitan binatang karnivora itu dengan setan.

Kucing, terutama yang berwarna hitam, dianggap jelmaan setan. 

Jelmaan Iblis

Lucu, Merasa Diteror Kucing Hitam, Wanita Lapor Polisi
Lucu, Merasa Diteror Kucing Hitam, Wanita Lapor Polisi

Karena alasan pemikiran yang menganggap kucing hitam adalah jelmaan iblis, sejumlah kucing dibantai. Itu tindakan fatal yang justru membuat wabah kian gawat.

Sebab, tanpa kucing yang jadi predatornya, populasi tikus-tikus menggila. Hewan pengerat itu beranak pinak tak terkendali.

Orang-orang Eropa terus membantai kucing selama 300 tahun. Mereka sangat rentan pada wabah, ketika pagebluk itu kembali menyerang Benua Biru pada tahun 1600-an.

Diperkirakan 25 juta orang meninggal karena Black Death. Jumlah itu adalah sepertiga warga Eropa kala itu.

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya