Liputan6.com, Madrid - Polisi di ibu kota Spanyol telah menangkap seorang pria, yang dituduh mengintip bagian intim lebih dari 500 wanita saat bepergian dengan Metro, sebutan untuk jaringan kereta bawah tanah setempat.
Tidak hanya mengintip, tersangka juga merekam tindakan asusila tersebut menggunakan ponsel yang disembunyikan di dalam ransel.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (22/8/2019), polisi mengatakan tersangka kemudian mengunggah setidaknya 283 video terkait ke situs-situs porno, di mana telah ditonton sebanyak jutaan kali.
Advertisement
Baca Juga
Adapun jumlah korban pelecehan tersebut, menurut polisi Spanyol, mencapai 555 orang, dengan beberapa di antaranya masih di bawah umur.
Pria itu diduga telah merekam tindakan tidak senonoh setiap hari sejak sekitar musim panas 2018 lalu, ketika dia pertama kali merilis video secara online, khususnya menyasar pada komunitas penikmat seks rahasia di Spanyol.
Menurut polisi, tersangka sering beraksi di dekat stasiun kereta dan supermarket pinggiran Madrid. Dia juga diketahui kerap mengikuti korbannya, dan bahkan memperkenalkan diri lebih dekat mengintip dengan kameranya.
Â
Â
Punya Lebih dari 3.000 Pelanggan
Ketika polisi menggerebek rumah pelaku, mereka menemukan sebuah laptop dan tiga unit hard drive yang berisi ratusan video.
Situs si pelaku diketahui memiliki 3.519 pelanggan, dan total videonya telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Polisi mengatakan tersangka diidentifikasi sebagai seorang warga Kolombia berusia 53, yang tertangkap basah saat merekam di dalam rangkaian metro.
Sejauh ini, polisi telah berhasil mengidentifikasi 29 korban wanita, termasuk beberapa di bawah umur, yang diintip oleh pelaku selama lima hari.
Kini, tersangka tengah mendekam di balik jeruji sambil menunggu pelaksanaan sidang hukum atas kasusnya.
Â
Advertisement
Kasus Serupa di Korea Selatan
Apa yang dilakukan oleh pria tersebut dikenal dengan istilah "upskirting", dan disebut kian menyebar luas sejak kamera masuk sebagai salah satu fitur andalan ponsel, sehingga memungkinkan untuk merekam video tanpa disadari oleh target.
Di Spanyol, praktik ini dikategorikan sebagai pelecehan seksual dan dapat dihukum penjara.
Sementara di Korea Selatan, praktik yang dikenal dengan julukan "molka" itu, sempat menjadi masalah endemik. Bahkan, presiden setempat mengakuinya sebagai "bagian buruk dalam kehidupan sehari-hari".
Di sana, pelanggar menghadapi denda besar dan ancaman penjara hingga lima tahun penjara.
Tetapi, menurut banyak pihak, kebijakan itu jarang ditegakkan dan polisi hampir tidak pernah menanggapi dengan serius pengaduan dari wanita yang mengklaim dilecehkan.
Tahun lalu, lebih dari 20.000 wanita turun ke jalan-jalan di ibu kota Seoul untuk menuntut tindakan keras atas pelecehan seksual di ruang publik. Aksi tersebut tidak hanya menjadi fokus nasional, namun juga menuai kritik luas di tingkat internasional.