Liputan6.com, Madrid - Petugas pemadam kebakaran di Spanyol terkendala angin kencang dan suhu tinggi, ketika mereka berusaha mengendalikan api akibat gelombang panas, yang telah menghancurkan lebih dari 5.000 hektar di provinsi Castilla-La Mancha dan Madrid.
Kebakaran terjadi di Almorox dekat Toledo pada hari Jumat, tepat ketika kejadian serupa di Provinsi Tarragona di timur laut Spanyol berhasil dikendalikan, setelah membuat sekitar 15.000 hektar hutan menjadi abu.
Dengan suhu yang diperkirakan mencapai 38 derajat Celsius pada hari Minggu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (1/7/2019), sebanyak 250 petugas pemadam kebakaran, didukung oleh dua pesawat dan lima helikopter, bekerja untuk mengendalikan api.
Advertisement
Baca Juga
Sekitar 400 orang dievakuasi dari desa Entrepinos dan menghabiskan malam di sebuah gelanggang olahraga di San MartÃn de Valdeiglesias. Sejauh ini tidak ada cedera yang dilaporkan.
Pemerintah Castilla-La Mancha mengatakan petugas pemadam kebakaran sedang dibantu oleh petugas dari pasukan polisi penjaga nasional dan sipil, "banyak dari mereka merelakan hari libur demi membantu upaya pemadaman api".
Kebakaran akibat gelombang panas terjadi di lahan yang memiliki medan sulit, sehingga akses petugas seringkali terhambat untuk mengakses daerah terdampak.
Gelombang panas yang melanda sebagian besar Eropa Barat memicu suhu tinggi hingga rata-rata 42 derajat Celsius di siang hari, dengan catatan tertinggi terjadi di wilayah tenggara Prancis pada Jumat 28 Juni, yakni mencapai 45,9 derajat Celsius.
Turut Dipicu Buruknya Manajemen Kehutanan
Marc Castellnou, kepala kehutanan untuk departemen kebakaran Catalan, mengatakan manajemen kehutanan yang buruk telah berkontribusi terhadap keganasan dan tingkat kebakaran baru-baru ini.
"Pedesaan telah ditinggalkan dan kami sudah berhenti mengelolanya," katanya.
"Kami telah melupakan tradisi kehidupan pedesaan dan kini berakhir dengan hutan yang benar-benar diabaikan, di mana turut memicu risiko kebakaran yang belum pernah dialami sebelumnya," lanjut Castellnou prihatin.
Dia juga mengatakan lantai hutan dipenuhi dengan bahan yang sangat mudah terbakar, di mana berarti api menyebar begitu cepat sehingga tidak mungkin bagi layanan darurat untuk mengimbanginya.
Di Spanyol, 40 dari 50 daerah telah berada di bawah peringatan cuaca, di mana tujuh di antaranya dianggap sebagai risiko ekstrem, kata badan cuaca nasional.
Suhu di Girona, di timur laut Spanyol, mencapai 43,9 derajat Celsius pada hari Jumat, tertinggi yang pernah dicatat di kota-kota Catalan.
Pada hari yang sama, suhu di wilayah Gard tenggara Prancis mencapai titik tertinggi sepanjang waktu, yakni 45,9 derajat Celsius, atau lebih panas daripada di Death Valley California.
Setidaknya tujuh kematian terkait panas telah dilaporkan dalam beberapa hari terakhir: dua pengendara sepeda Prancis, dua orang di Spanyol dan tiga di Italia.
Advertisement
Mengarah ke Salah Satu Tahun Terpanas
Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan pekan lalu, bahwa 2019 tengah memgarah ke salah satu tahun terpanas di dunia, yang akan menjadikan 2015-2019 periode lima tahun terpanas.
Gelombang panas Eropa "benar-benar konsisten" dengan suhu ekstrem yang terkait dampak emisi gas rumah kaca, katanya.
Meskipun suhu luar begitu panas, puluhan ribu orang melakukan aksi protes di Madrid pada hari Sabtu. Mereka menentang rencana dewan kota yang baru terpilih untuk meninggalkan zona rendah emisi, yang dikenal sebagai Madrid Central.
Mulai 1 Juli, pengendara kendaraan bermotor tidak akan lagi didenda jika mereka memasuki zona terkait, membuat skema yang diperkenalkan oleh mantan walikota sayap kiri Manuela Carmena tidak efektif.
Kelompok lingkungan Ecologist in Action mengatakan skema tersebut telah mengurangi kadar nitrogen oksida sebesar 48 persen pada bulan April, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Wali kota sayap kanan baru kota itu, José Luis MartÃnez-Almeida, berjanji untuk "mengatasi" masalah Madrid Central meskipun banyak di partainya sendiri, termasuk wakilnya, Begoña VilacÃs, percaya itu harus dipertahankan.