Upaya Pemakzulan Donald Trump, China Terseret Prahara Skandal Joe Biden

Donald Trump, yang tengah menghadapi penyelidikan upaya pemakzulan setelah mendesak Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya Joe Biden, kini mendesak China untuk melakukan hal yang sama.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 09 Okt 2019, 12:25 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 12:25 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden AS Donald Trump, yang tengah menghadapi penyelidikan upaya pemakzulan setelah mendesak Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya Joe Biden, kini mendesak China untuk melakukan hal yang sama.

Donald Trump, pada 3 Oktober 2019, mengatakan bahwa China dan Ukraina harus memeriksa Biden, eks wakil presiden AS dan seorang calon presiden dari Partai Demokrat, dan putranya, Hunter Biden.

"China harus memulai penyelidikan terhadap (Joe dan Hunter) Biden(s)," ujarnya sekelebat pada 3 Oktober lalu kepada sejumlah wartawan yang menyerbunya dengan pertanyaan-pertanyaan pemakzulan, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/10/2019).

DPR AS yang dikuasai oposisi partai Demokrat, telah mengumumkan penyelidikan pemakzulan Donald Trump atas tuduhan telah menghambat penyaluran bantuan militer dari AS kepada Ukraina, sebagai bentuk tekanan agar negara Eropa itu mau 'mengulik' tentang dugaan pelanggaran hukum Biden.

Ketua Komisi Pemilihan Federal menjelaskan dalam sebuah twit; adalah ilegal bagi siapa pun untuk meminta sesuatu yang bernilai dari warga negara asing sehubungan dengan pemilu AS.

Apa yang Dikatakan Trump tentang Biden dan China?

Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)
Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)

Ketika ditanya tentang "bantuan" apa yang dicari oleh Trump dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam panggilan telepon musim panas ini, Trump menanggapi: "Ya, saya akan berpikir bahwa jika mereka jujur ​​tentang hal itu, mereka akan memulai penyelidikan besar-besaran terhadap (Joe dan Hunter) Biden(s). Ini jawaban yang sangat sederhana."

"Mereka harus menyelidiki Bidens," katanya, berbicara kepada wartawan di halaman Gedung Putih.

"Demikian juga, China harus memulai penyelidikan terhadap Bidens karena apa yang terjadi pada China sama buruknya dengan apa yang terjadi dengan Ukraina," lanjutnya.

Trump juga menyarankan tanpa menawarkan bukti bahwa Biden telah "menipu" negara-negara lain dan bertanggung jawab atas hubungan perdagangan "mesra" China dengan AS.

Pada 2013, Joe Biden yang masih menjabat sebagai wapres AS, pergi ke Tiongkok dalam kunjungan resmi, di mana ia bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping dan pejabat lainnya.

Hunter Biden dan putrinya bergabung dengan wakil presiden, yang telah melakukan perjalanan dengan anggota keluarga sebelumnya.

Selama kunjungan dua hari, Hunter bertemu seorang bankir China, Jonathan Li, yang akhirnya akan menjadi mitra bisnis.

Jonathan Li mendirikan dana ekuitas swasta tidak lama setelah perjalanan, dan Hunter Biden menduduki jabatann dewan di firma itu. Namun, juru bicara untuk Biden muda mengatakan kepada NBC News bahwa mereka tidak membahas bisnis apa pun selama perjalanan dan pembentukan dana ekuitas tersebut telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya.

Hunter Biden juga bukan pemilik ekuitas dalam firma itu, selama masa jabatan ayahnya sebagai wakil presiden, menurut juru bicara itu.

Hunter membantah telah bertemu dengan pejabat China tentang bisnis ini. Namun, ia dilaporkan membantu mengatur agar Li dapat bersalaman dengan Joe Biden selama perjalanannya ke Beijing, yang memicu tuduhan konflik kepentingan terhadap sang eks wapres AS.

Agustus ini, Senator Republik Chuck Grassley mempertanyakan tindakan Hunter dalam perjalanan itu.

Dia mengatakan Biden yang lebih muda memiliki "sejarah berinvestasi dan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan China, termasuk setidaknya satu yang menimbulkan masalah keamanan nasional yang signifikan."

Soal Skandal Trump - Biden - Ukraina

Presiden Baru Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbincang dengan prajurit saat mengunjungi garis depan medan pertempuran dengan separatis pro-Rusia di Lugansk, Senin (27/5/2019). Zelensky meninjau posisi militer Ukraina di Stanytsya Luganska dan Shchastya. (STR/UKRAINE PRESIDENTIAL PRESS SERVICE/AFP)

Tuduhan tentang peristiwa itu terjadi dalam sebuah sambungan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli 2019. Komunikasi itu memicu keluhan aduan dari seorang whistleblower komunitas intelijen yang kemudian menyulut penyelidikan pemakzulan.

Trump sendiri menuduh Joe dan Hunter Biden melakukan korupsi dalam urusan politik dan bisnis mereka di Ukraina dan China, tanpa memberikan bukti spesifik.

Ketika Hunter Biden bergabung dengan perusahaan gas alam Ukraina, Burisma pada tahun 2014, muncul pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan bagi ayahnya.

Ukraina sedang mengalami transisi politik setelah presiden pro-Rusianya dipaksa keluar dari jabatannya, sementara Biden yang lebih tua adalah pejabat utama pemerintahan Obama untuk negara Eropa Timur.

Pada 2016, Joe Biden mendorong pemerintah Ukraina untuk memecat jaksa agungnya, Viktor Shokin, yang kantornya telah menyelidiki pemilik oligarki Burisma.

Dalam pidatonya tahun lalu di sebuah lembaga think tank, Biden membual karena memaksa Shokin keluar dengan mengancam akan menahan jaminan pinjaman miliaran dolar ke Ukraina.

Trump dan sekutunya menuduh Biden bertindak untuk melindungi putranya. Namun, pejabat Barat lainnya dan pemodal besar pemerintah Ukraina juga ingin Shokin diberhentikan karena ia dianggap sebagai penghalang upaya anti-korupsi.

Dua pekan lalu, jaksa penuntut umum Ukraina yang mengambil alih jabatan Shokin, mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada bukti kesalahan oleh Joe atau Hunter Biden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya