Pemakzulan Donald Trump, Whistleblower Ke-2 Muncul ke Permukaan

Seorang pengungkap (whistleblower) kedua terkait skandal antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Ukraina mencuat ke permukaan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Okt 2019, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2019, 19:10 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Seorang pengungkap (whistleblower) kedua terkait skandal antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Ukraina mencuat ke permukaan.

Hal itu diungkapkan Mark Zaid, pengacara yang mewakili seorang pengungkap pertama yang memicu proses penyelidikan pemakzulan sang presiden, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (7/10/2019).

Zaid mengungkap, whistleblower kedua juga merupakan pejabat intelijen. Sama seperti pengungkap pertama, ia turut melaporkan dugaan skandal kepada Inspektur Jenderal Komunitas Intelijen AS Michael Atkinson.

Di samping fakta eksistensi seorang pengungkap kedua, Mark Zaid tidak membeberkan lebih lanjut perihal skandal tersebut.

Namun, Zaid mengatakan orang tersebut memiliki pengetahuan langsung tentang tuduhan terkait dengan panggilan telepon yang dibuat Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli.

Penyelidikan pemakzulan Donald Trump, yang digagas oleh DPR AS yang dikuasai partai oposisi Demokrat, dipicu oleh pelaporan awal dari whistleblower pertama pada Agustus 2019.

Pada hari Jumat, the New York Times melaporkan bahwa orang kedua sedang mempertimbangkan untuk maju ke hadapan komisi investigasi pemakzulan di DPR AS --yang dipimpin Adam Schiff-- untuk menyampaikan "informasi yang lebih aktual" perihal peristiwa yang berkaitan dengan sambungan telepon Trump - Zelensky.

Namun, pengungkap kedua tersebut belum secara resmi mengumumkan akan menghadap ke komisi investigasi pemakzulan di DPR AS.

Zaid tidak menjelaskan apakah pengungkap kedua adalah kliennya.

Pengacara pribadi Donald Trump, Rudy Giuliani, yang ikut terseret dalam penyelidikan tersebut, mengunggah Tweet bahwa ia tidak terkejut ada "sumber rahasia" lain. Ia juga mengecam penyelidikan yang ia sebut bermotivasi politik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Kronologi Pemakzulan Donald Trump

Presiden AS Donald Trump berpidato dengan didampingi oleh Ketua DPR Nancy Pelosi (kanan) dan Wapres Mike Pence (krii) di Washington DC (AFP/Doug Mills)
Presiden AS Donald Trump berpidato dengan didampingi oleh Ketua DPR Nancy Pelosi (kanan) dan Wapres Mike Pence (krii) di Washington DC (AFP/Doug Mills)

Seorang whistleblower; dua negara asing; sebuah sambungan telepon; tawaran bantuan militer; dan dua kandidat calon presiden yang saling bersaing --itu merupakan hal-hal yang telah memulai penyelidikan di Kongres AS (parlemen) pada pekan ini dalam upaya untuk memakzulkan Donald Trump dari kursi Presiden Amerika.

Penyelidikan difokuskan pada percakapan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di mana Donald Trump menekan Zelensky untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, lawan potensial Trump dalam pemilihan presiden 2020. Trump telah mengakui bahwa pada saat yang sama ia menahan bantuan ke negara itu.

Baca selengkapnya... 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya