Menguak Untung Besar di Balik Jual Beli Kewarganegaraan

Kini, kewarganegaraan ternyata bisa diperjualbelikan oleh sebagian orang di dunia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Okt 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi paspor
Ilustrasi paspor (Celeb Africa)

Liputan6.com, Jakarta - Kewarganegaraan biasanya didapat ketika seseorang lahir di suatu negara, namun siapa sangka bahwa kini kewarganegaraan bisa dibeli. 50 tahun lalu banyak negara yang tidak mengizinkan kewarganegaraan ganda, tetapi sekarang hal tersebut menjadi biasa.

Lebih dari separuh negara di dunia sekarang memiliki program kewarganegaraan melalui investasi. Menurut seorang ahli, pengacara Swiss Christian Kalin, sekarang industri global bernilai $ 25 miliar (£ 20 miliar) per tahun.

Mr Kalin, yang dijuluki "Mr Passport", seorang ketua Henley & Partners, salah satu pelaku bisnis terbesar dunia di pasar yang berkembang pesat. Bisnis globalnya membantu individu kaya dan keluarga mereka memperoleh tempat tinggal atau kewarganegaraan di negara lain.

Dilansir dari BBC, Kamis (10/10/2019), ia mengatakan bahwa konsep tradisional kewarganegaraan yang ada sudah "ketinggalan zaman". "Ini adalah salah satu dari beberapa hal yang tersisa di dunia yang terikat dengan garis darah, atau di mana Anda dilahirkan," katanya. Dia berpendapat bahwa sebuah inovasi seperti ini sangatlah baik.

"Ini sangat tidak adil," katanya, menjelaskan bahwa di mana kita dilahirkan sama sekali bukan karena keahlian atau bakat kita sendiri, melainkan "keberuntungan murni". "Apa yang salah dengan kewarganegaraan seperti keanggotaan," tambahnya. "Dan apa yang salah dengan mengakui orang-orang berbakat yang akan berkontribusi?"

Ada yang mendukung argumennya. Tetapi bagi banyak orang, gagasan bahwa paspor, yang terikat pada identitas, dalam beberapa hal merupakan komoditas, tidak cocok.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kasus Jual Beli Warga Negara di Vanuatu

Lokasi Vanuatu.
Lokasi Vanuatu.(Source: Google Maps)

Sebuah negara kepulauan kecil Vanuatu di Pasifik memperkenalkan skema kewarganegaraan barunya empat tahun lalu, dan kemudian terlihat ledakan minat. Paspor sekarang menjadi sumber pendapatan terbesar bagi pendapatan pemerintah.

Bagi banyak pemegang paspor-Vanuatu yang aspirasional, keuntungan terbesar yang digunakan adalah perjalanan bebas visa ke seluruh Eropa.

Sebagian besar penerima asing paspor Vanuatu bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di negara ini. Sebagai gantinya mereka mengajukan kewarganegaraan mereka di kantor-kantor di luar negeri, seperti broker kewarganegaraan Vanuatu berlisensi PRG Consulting, yang berbasis di Hong Kong.

Hong Kong adalah salah satu pasar kewarganegaraan terbesar di dunia. Di sebuah kafe di bandara Hong Kong, dapat bertemu agen kewarganegaraan, MJ, seorang pengusaha swasta yang membantu semakin banyak orang China daratan mendapatkan paspor kedua atau bahkan ketiga.

"Mereka tidak merasa aman [di China]," katanya tentang kliennya. "Mereka ingin akses ke Eropa untuk membuka rekening bank, membeli properti, atau memulai bisnis."

Kewarganegaraan adalah pasar global yang kompetitif, dan bagi banyak negara kecil dan pulau, terutama di Karibia - harga untuk paspor adalah sekitar $ 150.000 atau sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan biaya paspor Vanuatu dikatakan sekitar level yang sama.

Pandangan Masyarakat

Paspor
Ilustrasi Foto Paspor (iStockphoto)

Mantan Perdana Menteri Vanuatu, Barak Sope, mengatakan itu adalah "pengkhianatan" bagi Vanuatu untuk menjual kewarganegaraannya, dan menunjukkan membanjirnya investasi China di wilayah tersebut. "Orang China memiliki lebih banyak uang daripada kita," katanya jengkel.

Investasi Tiongkok dikritik oleh penduduk setempat seperti Sope, yang mengeluh bahwa perusahaan-perusahaan China menyimpan semua uangnya, dan hanya memperkerjakan tenaga kerja Tiongkok.

Kendati demikian, seorang agen kewarganegaraan yang ditunjuk pemerintah, Bill Bani, mengatakan bahwa ini merupakan salah satu cara bagi negara untuk menghasilkan pendapatan lebih. 

"Kita harus melihat Vanuatu dalam skala global," katanya. "Negara-negara lain menjual paspor untuk mencari nafkah, kami tidak memiliki banyak sumber daya alam. Ini akan menghasilkan banyak uang bagi Vanuatu," ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya