Halle - Pelaku penembakan di luar sinagog Jerman ternyata berniat masuk ke dalam rumah ibadat umat Yahudi tersebut. Hal itu terekam dalam CCTV di sekitar lokasi.
Dalam rekaman tersebut, terlihat bahwa pelaku menembaki dan melemparkan granat tangan di depan pintu sinagog.
Baca Juga
Seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu (13/10/2019), di pintu kayu berat di sinagog Halle masih terlihat lubang peluru. Pintu kayu besar itu yang memisahkan warga Yahudi dari penyerang yang mencoba menyerbu masuk dengan membawa senjata dan bahan peledak pada Rabu 9 Oktober.
Advertisement
Penyerang berusaha membobol pintu dengan tembakan dan granat tangan, namun gagal dan akhirnya meninggalkan lokasi. Mungkin frustasi, dia menembak mati seorang perempuan yang kebetulan lewat dan seorang pria yang ada di kedai makan dekat tempat itu.
Di belakang pintu di dalam sinagog, saat penembakan terjadi, sekitar 80 warga Yahudi sedang berkumpul untuk untuk memperingati Yom Kippur, hari besar terpenting dalam kalender Yahudi.
"Saya pertama-tama harus memahami apa yang terjadi," kata Max Privorozki, pemimpin komunitas Yahudi di kota Halle, negara bagian Sachsen-Anhalt.
Privorozki bisa mengamati aksi penyerang lewat kamera pengawas dan kemudian memanggil polisi. Beberapa orang di dalam sinagog sempat memindahkan perabotan untuk menghalangi pintu, lalu berlindung ke dapur di bagian dalam gedung.
Max Privorozki mengatakan, polisi tiba di tempat kejadian sekitar 10 menit setelah mendapat laporan. Polisi kemudian mengidentifikasi penyerang sebagai Stephan Balliet, warga Jerman yang terpapar propaganda klebencian ekstremis kanan Neonazi.
Aparat Keamanan Lengah?
Yang jadi sorotan dan pertanyaan publik sekarang, mengapa tidak ada perlindungan polisi di sinagoge pada hari besar Yom Kippur di Halle? Banyak institusi Yahudi di Jerman secara rutin mendapat penjagaan dari polisi.
"Di Halle, di Sachsen-Anhalt, kami biasa terus-menerus berhubungan dengan polisi," kata Privorozki.
"Polisi mengatakan sudah ada kendaraan polisi yang menengok secara sporadis - saya tidak tahu seberapa sering. Mereka mengatakan: "Kalau Anda tidak melihat (mobil) polisi, bukan berarti polisi tidak ada di sana.'
Josef Schuster, presiden Dewan Pusat Yahudi di Jerman mengatakan, kalau ada satu polisi saja yang saat itu menjaga sinagoge, penyerang bisa segera dilucuti. Itu saja sudah bisa mencegah dua orang terbunuh.
"Jelas, situasi di sana belum dipahami dan dinilai dengan baik sebelumnya," kata Josef Schuster.
Pada konferensi pers di Halle, Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengumumkan akan ada perlindungan yang lebih baik bagi lembaga-lembaga Yahudi di seluruh Jerman.
Advertisement
Pengamanan Berbeda-beda
Di Jerman, tugas kepolisian berada di bawah wewenang negara bagian. Karena itu, pengamanan juga berbeda-beda. Di Sachsen-Anhalt, perlindungan terhadap sinagoge kelihatannya tidak sebaik di negara bagian lain.
Contohnya di negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW). Juru bicara Kementerian Dalam Negeri NRW mengatakan kepada DW, selalu ada pengamanan polisi tingkat tinggi terhadap lembaga-lembaga Yahudi seperti sekolah dan sinagog.
"Lembaga-lembaga itu dijaga 24 jam sehari, tujuh hari seminggu," katanya.
Di depan sinagoge di Köln misalnya, terlihat sebuah van polisi selalu berjaga. Bagian depan juga dilindungi dengan gerbang besi yang kokoh. Sinagoge Köln memang sedikit menyerupai benteng yang sulit diserang.
NRW memang punya kebijakan khusus soal pengamanan rumah ibadah kaum Yahudi. Ada perjanjian antara NRW dan komunitas Yahudi mengenai pengamanan khusus, yang mencakup antara lain anggaran keamanan senilai 3 juta euro per tahun dan pintu gerbang besi yang tebal serta sistem pengawasan lengkap dengan kamera. Bahkan di bagian dalam ada ruang khusus untuk berlindung, jika terjadi bahaya.