Liputan6.com, Hong Kong - Efek ekonomi akibat Virus Corona mulai terasa ke berbagai negara. Terkini, warga Hong Kong dilaporkan mulai menyerbu pasar maupun supermarket untuk menyetok berbagai keperluan.
Pada akhir pekan lalu, ratusan orang mengantre demi membeli masker dan vitamin, dan makanan seperti daging, makanan laut, beras, dan mie instan teryata ikut diborong, demikian laporan Channel News Asia, Senin (3/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Konsumen khawatir wacana penutupan perbatasan Hong Kong dan China akan memberi dampak pada persediaan produk. Hingga kini, pemimpin Hong Kong Carrie Lam belum bersedia menutup akses antara Hong Kong dan China Daratan.
Sementara, perserikatan tenaga kesehatan Hong Kong siap turun ke jalanan untuk protes keputusan pemerintah yang tak ingin menutup akses ke China Daratan di tengah risiko Virus Corona.
Sekitar 90 persen total persediaan makanan di Hong Kong adalah produk impor. Banyak di antaranya berasal dari China Daratan.
"Semua orang benar-benar khawatir. Saya pikir semua takut terkait apa yang bakal terjadi dalam beberapa hari ke depan. Harga-harga juga naik," ujar konsumen bernama Cindy, seorang eksekutif ritel.
Produk-produk yang turut ludes adalah hand wash dan cairan antiseptik. Karung-karung beras dan mi instan yang tersisa pun diborong pelanggan.
Supermarket lebih dipilih oleh pembeli ketimbang pasar tradisional, sebab kondisi supermarket yang ber-AC dianggap lebih aman.
Bagi warga Hong Kong, aksi borong makanan itu tak pernah terjadi sebelumnya. Efek dari Virus Corona dianggap lebih parah daripada ketika wabah SARS terjadi. Sementara, foto beredar di Twitter terkait panjangnya antrean demi membeli masker.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Garuda Masih Layani Penerbangan ke Hong Kong
Garuda Indonesia lakukan penghentian sementara rute penerbangan dari dan menuju China. Hal tersebut menyusul peningkatan skala epidemik virus Corona dan status darurat global yang ditetapkan WHO.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah terkait penundaan sementara layanan penerbangan dari dan menuju Cina yang akan mulai diberlakukan pada Rabu, 5 Februari 2020, terhitung pukul 00.00, hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut.
"Penundaan sementara tersebut melingkupi layanan penerbangan dari dan menuju Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou dan Xi’an," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Senin (3/2/2020).
Saat ini, Garuda Indonesia melayani sebanyak 30 fekuensi penerbangan setiap minggunya ke China. Sementara itu penerbangan dari dan menuju Hong Kong masih dilayani dengan pengawasan penuh bersama dengan otoritas terkait.
Irfan juga menegaskan, penundaan sementara penerbangan dari dan ke China tersebut merupakan bentuk perhatian serius Garuda Indonesia terhadap upaya antisipasi penyebaran virus tersebut, dengan mengedepankan aspek keselamatan penerbangan serta keselamatan penumpang dan awak pesawat.
"Kebijakan tersebut juga merupakan tindak lanjut komitmen dan dukungan penuh Garuda Indonesia terhadap upaya Pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia yang salah satunya dilakukan melalui penundaan sementara rute penerbangan dari dan menuju China," ujar Irfan.
Advertisement
Memantau Kondisi Hong Kong
Maskapai berplat merah itu juga terus memantau situasi terkini, serta dan akan mengambil tindakan yang diperlukan. Termasuk memberikan informasi terbaru khususnya terkait tindak lanjut atas layanan operasional penerbangan.
Melalui penundaan sementara penerbangan ke Cina tersebut, Garuda Indonesia memberlakukan kebijakan yang fleksibel mekanisme reschedule dan reroute untuk layanan penerbangan.
Garuda Indonesia juga menganjurkan kepada calon penumpang untuk melakukan pengecekan jadwal penerbangan secara berkala pada kanal media sosial resmi Garuda Indonesia seperti website, Twitter, dan Facebook khususnya untuk ruta-rute yang rawan akan penyebaran virus Corona.