Liputan6.com, Guanzhou - Wabah Virus Corona yang mematikan di China diduga bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui perdagangan ilegal trenggiling, satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan, kata ilmuwan China.
Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia karena dagingnya dianggap lezat di negara-negara seperti China dan sisiknya digunakan untuk obat tradisional, menurut World Wildlife Fund.
"Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus)," South China Agricultural University, yang memimpin penelitian, menyatakan dalam situs resminya.
Advertisement
Urutan genom dari galur Virus Corona baru yang diambil dari tenggiling 99 persen identik dengan urutan yang ditemukan pada orang-orang yang terinfeksi Virus Corona Wuhan. Ini mengindikasikan bahwa hewan itu kemungkinan merupakan inang perantara dalam proses penularan virus tersebut, demikian ditemukan dalam sebuah studi.
Mengutip Xinhua News, Sabtu (8/2/2020), studi tersebut diketahui dipimpin oleh Universitas Pertanian China Selatan.
Menurut Liu Yahong, rektor di universitas tersebut, tim peneliti menganalisis lebih dari 1.000 sampel metagenom dari sejumlah satwa liar dan menemukan bahwa tenggiling merupakan hewan yang paling mungkin menjadi inang perantara dalam proses penularan coronavirus.
Pelacakan biologis molekuler mengungkap bahwa level positif dari Betacoronavirus pada tenggiling mencapai 70 persen. Para peneliti kemudian mengisolasi virus itu dan mengamati strukturnya menggunakan mikroskop elektron.
Dari proses itulah mereka kemudian menemukan bahwa urutan genom dari galur Virus Corona itu 99 persen identik dengan urutan genom pada tubuh orang-orang yang terinfeksi.
"Hasil studi ini menunjukkan bahwa tenggiling kemungkinan adalah inang perantara dalam proses penularan Virus Corona," ujar Liu.
Liu menambahkan bahwa studi itu akan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian epidemi Virus Corona, serta menyediakan referensi akademik bagi kebijakan tentang hewan liar.
Masih Butuh Bukti
Wabah Virus Corona yang telah menewaskan 699 orang di daratan China, per Sabtu sore, diyakini telah dimulai di pasar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei tengah, yang juga menjual hewan liar dalam kondisi hidup.
Para ahli kesehatan berpendapat virus itu mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia, mungkin melalui spesies lain.
Urutan genom dari regangan virus novel corona yang dipisahkan dari trenggiling dalam penelitian ini 99 persen identik dengan orang yang terinfeksi, lapor kantor berita resmi China, Xinhua.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa trenggiling menjadi "inang perantara yang paling mungkin".
Tetapi Dirk Pfeiffer, profesor kedokteran hewan di City University Hong Kong, memperingatkan bahwa penelitian ini masih jauh untuk membuktikan trenggiling telah menularkan virus.
"Anda hanya dapat menarik kesimpulan yang lebih pasti jika anda membandingkan prevalensi (dari virus corona) antara spesies yang berbeda berdasarkan sampel yang representatif, yang hampir pasti tidak," kata dia.
Meski begitu, penularan ke manusia melalui pasar makanan masih perlu dibuktikan, tambah Pfeiffer.
Advertisement