WHO: Lebih dari 80% Pasien Virus Corona Hanya Alami Gejala Ringan dan Berangsur Pulih

WHO mengatakan bahwa kebanyakan pasien Virus Corona hanya mengalami gejala ringan dan kini sudah berangsur pulih.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Feb 2020, 14:55 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 14:55 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Virus Corona baru, COVID-19, hanya menyebabkan penyakit ringan bagi 80 persen pasien yang terinfeksi, kata WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), Senin, 17 Februari 2020.

Jumlah kematian virus COVID-19 telah melampaui 1.800 di China, tapi telah menginfeksi lebih dari 70.500, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/2/2020). 

Berbicara kepada wartawan, Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa 14 persen pasien akan menderita penyakit parah seperti pneumonia.

"Sekitar lima persen dari kasus dianggap kritis dengan kemungkinan kegagalan multi-organ, septic shock dan gagal pernapasan, dan dalam beberapa kasus, kematian," tambahnya.

Tedros juga mengatakan ada "kasus yang relatif sedikit" di antara anak-anak dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebabnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Perlu Lakukan Tindakan Menyeluruh

Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Kepala WHO juga memperingatkan terhadap "langkah-langkah menyeluruh" atas wabah Virus Corona yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa epidemi di luar China hanya memengaruhi sebagian kecil populasi.

Pejabat WHO menolak saran bahwa semua kapal pesiar harus dihentikan untuk menghindari risiko sarang infeksi baru seperti yang ada di Princess Diamond yang terkena virus di Jepang.

"Langkah-langkah harus diambil proporsional dengan situasi ini. Tindakan menyeluruh (Blanket Measures) mungkin tidak membantu," Tedros menekankan.

Wabah telah menghancurkan manufaktur dan pariwisata di seluruh wilayah dan menyebabkan beberapa pembatasan perjalanan termasuk untuk penerbangan dan kapal pesiar.

"Jika kita akan mengacaukan setiap kapal pesiar di dunia kalau-kalau ada kemungkinan kontak dengan beberapa patogen potensial, maka di mana kita berhenti?" kata Michael Ryan, kepala program kedaruratan kesehatan WHO.

Ryan mengatakan bahwa bahkan di pusat krisis di Kota Wuhan di Provinsi Hubei Tengah, "tingkat serangan"--ukuran kecepatan penyebaran virus--adalah empat per 100.000.

"Ini adalah wabah yang sangat serius dan memiliki potensi untuk tumbuh, tetapi kita perlu menyeimbangkan bahwa dalam hal jumlah orang yang terinfeksi. Di luar Hubei, epidemi ini mempengaruhi proporsi orang yang sangat, sangat kecil, sangat kecil," katanya.

Tedros juga merujuk pada penurunan nyata dalam kasus baru penyakit ini dalam beberapa hari terakhir tetapi mengatakan bahwa tren "harus ditafsirkan dengan sangat hati-hati".

"Tren dapat berubah karena populasi baru terpengaruh. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah penurunan yang dilaporkan ini akan berlanjut. Setiap skenario masih di atas meja," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya