Donald Trump: Penanganan Virus Corona Lambat Gara-Gara Barack Obama

Presiden Donald Trump menyalahkan Obama terkait penanganan Virus Corona.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Mar 2020, 07:39 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 07:39 WIB
Donald Trump dan Barack Obama
Donald Trump dan Barack Obama (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyindir lambatnya penanganan Virus Corona (COVID-19) adalah akibat kebijakan Barack Obama. Trump mengaku sudah mencabut kebijakan tersebut agar pengujian vaksin bisa lebih cepat.

"Pemerintahan Obama membuat keputusan terkait pengujian yang ternyata sangat menghalangi apa yang sedang kita lakukan, dan kita membatalkan keputusan itu beberapa hari yang lalu sehingga pengujian bisa berlangsung dengan cara lebih akurat dan cepat," ujar Donald Trump seperti dikutip MarketWatch, Kamis (5/3/2020).

Pernyataan itu dibuat Trump ketika sedang bertemu CEO maskapai penerbangan untuk membahas penanganan Virus Corona. Turut hadir Wakil Presiden Mike Pence dan Deborah Birx yang diangkat sebagai koordinator respons Virus Corona Gedung Putih.

Presiden Trump tak mengungkap yang mana kebijakan Obama yang membuat pengujian Virus Corona lambat. Namun, Wakil Presiden Mike Pence berkata kebijakan itu terkait laboratorium.

The New York Times menyebut Trump sedang membahas aturan era Obama yang dianggap mempersulit laboratorium negara bagian, universitas, dan perusahaan swasta dalam melaksanakan pengujian bila tak disetujui badan obat dan makanan AS (Food and Drug Administration/FDA).

Wakil Presiden AS Mike Pence berkata keputusan Obama itu dicabut Trump pada Sabtu lalu.

Sebelumnya, Presiden Trump sempat menemui pejabat kesehatan dan CEO perusahaan pengobatan di Gedung Putih. Trump berharap vaksin Virus Corona tersedia dalam beberapa bulan, tetapi pejabat dan pengusaha berkata itu tidak mungkin.

"Vaksin perlu diuji karena ada preseden vaksin membuat penyakit lebih parah," ujar Schleifer. "Dan Anda pasti tidak mau buru-buru dan mengobati satu juta orang dan mengakibatkan 900 ribu pasien malah makin parah," ujar CEO Regeneron Pharmaceuticals Leonard Schleifer kepada Trump.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Maskapai Harus Lindugi Penumpang

Hari Thanksgiving, Trump Tengok Tentara AS di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk sambil makan bersama para tentara di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). Kunjungan dadakan Trump pada hari Thanksgiving tersebut mengejutkan pasukan AS yang bertugas di Afghanistan. (AP Photo/Alex Brandon)

Deborah Birx yang dipilih Donald Trump sebagai koordinator respons Virus Corona meminta agar maskapai bisa fokus dalam melindungi penumpang, terutama penumpang lansia yang lebih rentan Virus Corona.

"Kami membahas orang Amerika yang lebih rentan, dan fakta bahwa warga Amerika yang lebih muda kemungkinan tidak terlalu rentan," kata Birx di Gedung Putih.

"Dan saya pikir industri penerbangan bisa membantu kita dalam melakukan screening yang diperlukan, terutama untuk melindungi warga Amerika yang lebih tua," ia menambahkan.

CEO Alaska Air Group Brad Tilden berkata pihaknya telah meningkatkan prosedur kebersihan di maskapainya. Beberapa perubahan yang dilakukan terkait sarung tangan dan sanitasi.

"Kami berusaha melakukan segala yang kami bisa untuk membantu, membantu semua pihak untuk meredam virus dan meredam penyebarannya," kata Tilden.

Matt Koscal, CEO Republic Airways, menekankan agar pemerintah dan maskapai bisa bekerja sama dalam menangani Virus Corona. Sementara CEO Hawaiian Airlines Peter Ingram mendukung transparansi informasi ke para penumpang.

"Ada kekhawatiran berpergian di tingkat internasional dan ada kekhawatiran di tingkat domestik. Dan saya pikir lebih banyak informasi yang kita harus berikan kepada tamu-tamu kita maka itu sangat membantu untuk menghadapi tantangan ini," kata Ingram.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya