Keluarga Korban Ingin Pencarian Pesawat MH370 Dilakukan Lagi

Keluarga dari 239 orang korban hilangnya pesawat MH370 enam tahun lalu, menyerukan pihak berwenang untuk menghidupkan kembali upaya untuk menemukan burung besi Malaysia Airlines yang hilang.

oleh Hariz Barak diperbarui 09 Mar 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Tiket Pesawat
Seorang penumpang menunjukkan boarding pass penerbangan MH370, sebelum Malaysia Airlines menarik nomor tersebut sehubungan dengan penumpang dan awak pesawat MH370 yang hilang. (Source: AP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Keluarga dari 239 orang korban hilangnya pesawat MH370 enam tahun lalu, menyerukan pihak berwenang untuk menghidupkan kembali upaya untuk menemukan burung besi Malaysia Airlines yang hilang.

Sambil memegang tanda-tanda berbentuk bintang bertuliskan "Never give up", "Waiting" dan "Resume the search", para keluarga menandai ulang tahun keenam hilangnya korban dengan mengajukan permohonan baru untuk jawaban.

"Rasa sakitnya masih sama, fakta bahwa pesawat itu masih hilang masih sama, dan fakta bahwa kita tidak tahu apa yang terjadi pada pesawat itu masih sama," kata Grace Nathan, seorang pengacara yang ibunya dalam penerbangan, selama acara di ibukota administrasi Malaysia, Putrajaya, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (8/3/2020).

"Ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban dan itu seharusnya tidak menjadi masalah setelah enam tahun," katanya kepada wartawan setelah acara mengenang enam tahun hilangnya MH370.

Simak video pilihan berikut:

Pencarian yang Tak Membuahkan Hasil

Malaysia Airlines MH370
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

MH370 menghilang kurang dari satu jam dalam penerbangan malam dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014. Pencarian berulang-ulang untuk pesawat itu, yang berfokus di ujung selatan Samudra Hindia, dibatalkan pada 2018 dan pesawat yang hilang itu menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.

Sepotong puing, yang diyakini berasal dari pesawat yang hilang, dipajang di pertemuan itu seperti setahun yang lalu.

Malaysia, China dan Australua mengakhiri pencarian bawah air di Samudera Hindia selama dua tahun, menghabiskan US$ 132,90 juta. Namun pesawat tidak ditemukan.

Pada 2018, Malaysia mengontrak Ocean Infinity, sebuah perusahaan yang berbasis di AS, untuk melanjutkan pencarian dengan dasar bahwa mereka hanya akan menerima bayaran jika pesawat ditemukan. Pencarian 138 hari juga tidak membuahkan hasil.

"Kami sangat bergantung pada pemerintah untuk mengambil inisiatif. Kami ingin pemerintah maju dan mengatakan bahwa mereka terbuka untuk perusahaan yang datang untuk mencari," kata Nathan, menyerukan pemerintah untuk melibatkan Ocean Infinity lagi.

Bulan lalu, Kementerian Transportasi mengatakan belum menerima bukti kredibel baru untuk memulai pencarian baru untuk menemukan pesawat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya