Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi melakukan tanda tangan dua MoU dengan Menlu Belanda, Stephanus Abraham pada Senin, 9 Maret 2020.Â
Adapun dua MoU yang ditandatangani adalah Memorandum of Understand Kerja Sama Pelatihan Diplomat Indonesia serta Letter of Intent on Enhancing Bilateral Cooperation in the Field of Women, Peace and Security.
Advertisement
Dalam MoU pertama, kedua pihak akan berfokus pada masalah pelatihan diploma. Ada pun perjanjian ini bersifat long-term, yang sudah berjalan sama 16 tahun belakangan.Â
"Jadi kita perbarui lagi untuk 4 tahun ke depan, jadi kalau 4 tahun ke depan begitu selesai, sudah 20 tahun," papar Menlu Retno.
Sedangkan yang kedua mengenai isu women, peace and security, yang dikatakan oleh Menlu Retno sebagai salah satu isu prioritas dalam politik luar negeri Indonesia.Â
"Kita kan sedang mempersiapkan para diplomat, negotiator, mediators perempuan Indonesia untuk sewaktu2 diperlukan dapat berpartisipasi di dalam negosiasi perdamaian oleh karena itu kita menjalin kerjasama dengan Belanda mengenai isu ini," jelas Menlu Retno.
Ia kemudian menambahkan bahwa kerja sama akan terjadi dalam bentuk exchange, pelatihan dan sebagainya.Â
Menlu Retno turut menegaskan bahwa bentuk kerja sama ini berlangsung secara dua arah, dan Indonesia tidak hanya menjadi penerima bantuan.Â
"Seperti soal women, peace and security, tadi kita berdiskusi soal women empowerment di Afghanistan, misalnya. Mereka banyak mendengarkan mengenai apa yang sudah kita lakukan di Afghanistan," tegas Menlu Retno.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunjungan Raja dan Ratu Belanda
Ada pun kunjungan Menlu Belanda merupakan bagian dari kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia pada 9 - 13 Maret 2020.
Dalam lawatan ke Indonesia tersebut, Raja Willem-Alexander akan diterima oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 10 Maret 2020. Pertemuan kedua kepala negara direncanakan akan membahas antara lain kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia.
Saat di Indonesia, Raja Willem-Alexander akan mengunjungi Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, dan Danau Toba. Pada kunjungan ini, Raja Willem-Alexander akan didampingi oleh Ratu Maxima, tiga (3) menteri, dan hampir 200 pengusaha. Kunjungan kenegaraan terakhir Raja Belanda dilakukan pada tahun 1995 oleh Ratu Beatrix, dan pada saat itu, Willem-Alexander turut mendampingi sebagai Putra Mahkota.
Melalui kunjungan ini, diharapkan terjalin berbagai kesepakatan bisnis, serta kesepakatan antar pemerintah di bidang kesehatan, pengelolaan air, produksi sawit yang berkelanjutan, serta peningkatan peran perempuan dalam perdamaian.
Belanda merupakan investor terbesar di Indonesia dari Eropa serta merupakan mitra dagang terbesar kedua di Eropa.
Memasuki 75 tahun usia Republik Indonesia, hubungan bilateral Indonesia - Belanda terus menguat, saling menghormati dan saling menguntungkan. Joint Declaration on Comprehensive Partnership antara Presiden RI dan Perdana Menteri Belanda pada tahun 2013 telah memuat secara eksplisit pengakuan moral dan politis Pemerintah Belanda atas Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Advertisement