Liputan6.com, Hanoi - Maskapai di Vietnam akan kembali aktif untuk mengoperasikan penerbangan domestik pada pekan depan. Kebijakan ini menyusul berakhirnya kampanye social distancing yang berlaku selama 15 hari demi meredam Virus Corona (COVID-19).
Dua maskapai yang kembali aktif adaah Bamboo Airways dan Vietjet Air. Selain itu, Vietjet Air akan mengoperasikan tiga penerbangan individual dari Hanoi ke Ho Chi Minh pada 11 hingga 13 April, demikian laporan VnExpress, seperti dikutip Minggu (12/4/2020).
Setelah dua maskapai ini, maskapai-maskapai lain akan mulai beroperasi mulai 20 April mendatang. Maskapai plat merah Vietnam Airlines juga akan mengoperasikan rute Hanoi-Ho Chi Minh saat beroperasi nanti.
Advertisement
Namun, Wakil Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thah Long juga menyarankan agar social distancing diperpanjang agar penularan di kalangan masyarakat berkurang.
Semua maskapai berkata akan terus menerapkan tindak perlindungan terhadap Virus Corona seperti jaga jarak antara kru dan penumpang saat berbaris atau duduk di pesawat.
Ketentuan lainnya adalah para penumpang diminta melakukan check-in online, memberikan laporan kesehatan, sering-sering mencuci tangan, dan mengenakan masker dan sarung tangan.
Jika penumpang tak bisa memberikan laporan kesehatan, maka ia tidak boleh naik pesawat. Penumpang yang menampilkan gejala Virus Corona seperti demam, atau pernah berkunjung ke area yang terdampak parah virus ini turut tak boleh naik pesawat.
Selama kampanye social distancing, penerbangan Vietnam sangat dibatasi. Hanya ada dua penerbangan antara Hanoi dan Ho Chi Minh City, serta satu penerbangan dari kedua kota itu menuju Danang.
Hingga hari Minggu ini, ada 258 kasus Virus Corona di Vietnam. Sebanyak 144 pasien sudah dipulangkan.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kasus Kematian Tinggi di AS
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) kini berada di posisi pertama yang mencatat jumlah kematian tertinggi akibat Virus Corona (COVID-19). Totalnya ada 20.602 kasus kematian.
Dengan ini, AS mengalahkan China dan Italia yang sebelumnya memilik jumlah kematian tertinggi di dunia. Secara keseluruhan, ada 108 ribu kasus kematian akibat Virus Corona di dunia.
Baca Juga
Meski demikian, secara persentase tingkat kematian AS masih rendah. Berdasarkan peta Johns Hopkins University per Minggu pagi (12/4/2020), tingkat kematian Virus Corona di AS hanya 3,8 persen.
Angka 3,8 persen lebih rendah dari rata-rata persentase kematian dunia yang saat ini sebesar 6,1 persen. Sebagai catatan, tingkat persentase kematian di Indonesia adalah sebesar 8,5 persen sehingga lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Kasus AS lebih tinggi karena negara itu melakukan tes besar-besaran sehingga banyak kasus terdeteksi. Presiden AS Donald Trump berkata jumlah pengujian di AS adalah terbanyak di dunia.
Selain itu, setiap kasus kematian Virus Corona di AS dibuat sangat detail. Semua pasien meninggal yang positif Virus Corona masuk ke data kematian, meski penyebab kematiannya mungkin penyakit lain.
Ini berbeda dari negara lain yang tidak menghitung kematian akibat Virus Corona apabila si pasien sudah punya penyakit lain.
"Bila virus itu itu membuat kamu masuk ICU dan kemudian kamu terkena masalah jantung atau ginjal, beberapa negara mencatatnya sebagai masalah jantung atau ginjal, dan bukan kematian COVID-19," ujar Dr. Deborah Birx, Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih.
"Tujuan saat ini adalah bahwa jika seseorang meninggal dengan COVID-19, kita menghitungnya sebagai kematian COVID-19," lanjut Dr. Birx.
Advertisement