Kasus Corona COVID-19 Turun, 63 Persen Warga Korsel Tolak Pelonggaran Social Distancing

Kasus Virus Corona (COVID-19) di Korsel memang menurun, tetapi mayoritas warga ingin social distancing terus berlanjut.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Apr 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 16:01 WIB
Kasus Virus Corona di Korsel Melonjak Jadi 204 Orang
Ilustrasi: Warga yang dicurigai terinfeksi virus corona atau COVID-19 menunggu untuk mendapat pemeriksaa di pusat medis di Daegu, Korea Selatan, Kamis (20/2/2020). Wali Kota Daegu meminta warganya untuk tidak bepergian. (Lee Moo-ryul/Newsis via AP)

Liputan6.com, Seoul - Kasus Virus Corona (COVID-19) di Korea Selatan terus menurun. Sudah tiga hari berturut-turut kasus baru berada di bawah angka 20 orang.

Warga pun dilaporkan sudah ada yang berani keluar untuk menikmati musim semi, namun mayoritas masih mendukung social distancing. Menurut mereka, berkurangnya kasus tak menjadi acuan tunggal untuk melonggarkan kebijakan jaga jarak.

Dilansir kantor berita Yonhap, Senin (20/4/2020), survei pemerintah mengungkap sebanyak 63,3 persen masyarakat menolak pelonggaran social distancing. Mayoritas cemas jika virus kembali melonjak, padahal vaksin corona masih belum tersedia.

Sebanyak 66,5 persen kubu oposisi berkata penghentian social distancing harus mempertimbangkan faktor infeksi, situasi internasional, dan perkembangan vaksin.

Ada 36,7 persen masyarakat yang setuju pelonggaran social distancing secepatnya. Beberapa argumen mereka adalah angka infeksi menurun dan ekonomi yang melambat.

Survei ini dirilis pemerintah Korsel dan melibatkan 1.000 responden. Korsel tidak memakai lockdown, hanya saja wilayah terdampak parah Virus Corona baru seperti Daegu mendapat pengawasan ketat dan warga harus tinggal di rumah.

Kampanye social distancing Korsel sejak Maret lalu. Rencananya, kebijakan ini berlanjut sampai 5 Mei mendatang.

Social distancing menjadi senjata ampuh Korsel untuk menghadang Virus Corona. Cara lainnya adalah tes besar-besaran yang sudah dilaksanakan Korsel hingga setengah juta kali.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Selandia Baru Juga Perpanjang Lockdown

PM Selandia Baru, Jacinda Ardern
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern. (Liputan6/AP)

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan pada Senin, 20 April 2020 bahwa periode lockdown akibat pandemi Virus Corona COVID-19 akan diperpanjang selama sepekan. 

"Selandia Baru akan keluar dari Alert Level 4 lockdown (Siaga Level 4) pada Senin 27 April pukul 23.59 malam, satu minggu dari hari ini," kata PM Jacinda Ardern dalam konferensi pers seperti dikutip dari Channel News Asia. 

Setelah itu, PM Ardern mengatakan akan menerapkan upaya pembatasan ke tingkat yang lebih rendah.

"Selandia Baru kemudian akan bertahan di siaga level 3 selama dua pekan, sebelum meninjau bagaimana cara kami melacak kasus, dan membuat keputusan lebih lanjut di Kabinet pada 11 Mei," imbuh PM Jacinda Ardern. 

Pada akhir bulan Maret, negara Pasifik yang berpenduduk 5 juta orang ini mengumumkan tindakan lockdown level 4 -- yang tertinggi. Di mana perkantoran, sekolah, dan semua layanan tidak mendesak termasuk bar, restoran, kafe, dan taman bermain ditutup.

Langkah-langkah itu disebut lebih tegas ketimbang yang diterapkan banyak negara lain, termasuk tetangganya Australia. Kendati demikian, hal itu terbukti sangat efektif dalam mengatasi penyebaran Virus Corona COVID-19.

Pada Senin 20 April, hanya ada 9 kasus baru Virus Corona COVID-19 yang tercatat di Selandia Baru, dan tidak ada kematian tambahan, menjadikan total 1.440 kasus dengan 12 kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya