Liputan6.com, Kairo - Ramadan tahun 2020 sedikit terasa berbeda karena adanya pandemi virus corona yang membuat orang harus melakukan physical distancing untuk meminimalisir penyebaran.
Akibatnya, beberapa tradisi Ramadan di beberapa negara pun harus dibatalkan atau diganti, demikian seperti dikutip dari VOA (26/4/2020). Beberapa tradisi Ramadan di negara-negara seperti Mesir, Iran dan Afghanistan harus beradaptasi di tengah pandemi.
Di Mekah, Arab Saudi, pintu Kakbah yang biasanya penuh dengan umat-umat Muslim untuk berdoa dari seluruh dunia, ditutup. Selain Kakbah, Masjid al-Nabawi juga ditutup sementara akibat pandemi virus corona.
Advertisement
Mufti Agung Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Abdulla Al-Sheikh juga telah mengatakan kepada orang-orang untuk melakukan salat di rumah saja selama pandemi virus corona, termasuk doa malam tarawih yang biasanya dilakukan orang-orang berkumpul di masjid.
Ali Mulla, sang muazin di Masjidil Haram di Mekah, pria yang bertanggung jawab melantunkan adzan, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa hatinya sangat sedih memikirkan hal itu.
"Kita biasa melihat masjid suci yang penuh sesak dengan orang-orang di siang hari, malam hari, sepanjang waktu ... Saya merasa sedih di dalam hati," katanya.
Tradisi Ramadan di AS Saat Pandemi Corona:
Iran Juga Mengalami Hal Serupa
Iran, pusat Islam Syiah juga merekomendasi agar umat Muslim melakukan ibadahnya dari rumah saja hal itu diungkapkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei awal April lalu melalui siaran televisi.
"Kita akan kehilangan pertemuan publik di bulan Ramadhan," kata Khamenei saat pidato yang menandai kelahiran Imam Mahdi Syi'ah abad ke-9 yang dihormati. Dirinya juga mengingatkan umat Muslim untuk tetap melakukan ibadah meskipun kali ini tidak ada doa bersama.
"Dengan tidak adanya pertemuan-pertemuan ini, ingatlah untuk memperhatikan doa dan devosi Anda dalam kesendirian Anda," katanya.
Iran juga menyarankan agar masyarakat tidak melakukan mudik atau pulang kampung dalam Ramadhan tahun ini.
Advertisement
Mesir, Azerbaijan, hingga Pakistan
Universitas Muslim ternama, Jamia al-Azhar of Egypt di Mesir juga harus menutup universitas serta masjid-masjid lain yang ada di negara tersebut. Namun mereka tetap dapat melakukan panggilan doa dari pengeras suara.
Akibatnya, momen berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu selama bulan Ramadhan juga sedikit mengalami kendala.
"Di masjid, kami biasa menyiapkan Iftar, makan malam, untuk orang-orang yang tidak mampu membelinya. Kami juga menyiapkan kantong makanan Ramadhan dan bantuan keuangan untuk orang miskin. Dengan krisis saat ini, entah bagaimana ini akan berkurang, tetapi kami berharap yang baik," kata Eslam Elsherbeny, seorang imam di Kairo, Mesir
"Para sarjana Islam di seluruh dunia sepakat bahwa Nabi Islam memperingatkan terhadap penyebaran penyakit menular dan mendesak umat Islam untuk mencegah penyebaran," kata Muhammad Sa'ad Abubakar, presiden jenderal Dewan Tertinggi Urusan Islam Nigeria, seperti yang dikutip dari VOA.
Tak hanya itu, negara Timur Tengah juga mengajurkan warganya untuk tetap tinggal di rumah. Di Azerbaijan, warga yang melanggar peraturan lockdown akan dikenai denda. Di Pakistan doa hanya dibatasi untuk lima orang. Perdana Menteri Imran Khan, juga menganjurkan warganya untuk melakukan ibadah dari rumah.
Reporter: Yohana Belinda