Pakar di AS Kuak Waktu Terbaik untuk Uji Antibodi Corona COVID-19

Pakar di AS menguak waktu terbaik kapan seseoran bisa diuji antibodi untuk Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Mei 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 17:20 WIB
Penampakan Grafiti Virus Corona untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat India
Petugas kepolisian India berdiri disamping grafiti yang mengilustrasikan virus corona di Bangalore (3/4/2020). Grafiti tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mematuhi lockdown yang diberlakukan pemerintah India sebagai langkah pencegahan COVID-19. (Xinhua/Stringer)

Liputan6.com, Jakarta- Kapan waktu terbaik untuk diuji antibodi pada Virus Corona COVID-19? 

Sebuah tim peneliti Bay Area (UCSF, UC Berkeley, Chan Zuckerberg Biohub, dan Innovative Genomics Institute) baru-baru ini mengevaluasi 14 antibodi dan menemukan hanya tiga yang secara konsisten dapat diandalkan.

Ania Wajnberg, Direktur Pengujian Antibodi Klinis di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, menyatakan bahwa hasil tes tersebut dapat berubah berdasarkan pada saat seseorang diuji selama sakit.

Pada bulan April, Food and Drug Administration Amerika Serikat menyetujui penggunaa klinis hasil uji antibodi proyek Mount Sinai.

Temuan menunjukkan bahwa tiga dari 600 lebih pasien yang telah dikonfirmasi kasus Virus Corona hasil antibodinya positif. Sementara itu, lebih dari 700 "kasus yang dicurigai" - orang yang memiliki gejala dan hidup dengan seseorang yang dites positif atau diberi tahu oleh dokter bahwa mereka kemungkinan terinfeksi - hanya 38 persen yang hasil antibodinya positif.

Ania Wajnberg kemudian menawarkan pemberian saran tentang kapan harus diuji dan bagaimana kita memahami hasilnya, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (11/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Indikasi Kekebalan Jangka Panjang yang Lebih Baik

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

RS Mount Sinai melakukan tes untuk mencari immunoglobulin G (IgG) yaitu antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya.

Secara umum, tubuh kita memproduksi IgM sebagai respons pertama terhadap infeksi virus. IgM juga dikaitkan dengan infeksi virus yang lebih akut. Itu berarti IgG biasanya merupakan indikator kekebalan jangka panjang yang lebih baik.

Ania Wajnberg juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang paling baik, tes antibodi yang terbaik jika kita menunggu tiga minggu setelah dinyatakan positif.

Ania Wajnberg juga merekomendasikan untuk menunggu dua minggu setelah gejala Corona jenis baru terdeteksi untuk melakukan tes antibodi, meskipun dia mengatakan seorang pasien yang telah sakit selama beberapa minggu atau lebih cenderung mengembangkan antibodi pada saat itu.

Berdasarkan penemuan para peneliti, durasi gejala tidak mempengaruhi respons antibodi seseorang. Sebaliknya, jumlah antibodi yang dihasilkan seseorang mungkin terkait dengan perbedaan bawaan dalam respon imun seseorang, kata Ania Wajnberg.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya