Wali Kota Los Angeles Akui Demo Bisa Sebar Virus Corona COVID-19

Wali Kota Los Angeles mengakui demo bisa menyebarkan Virus Corona (COVID-19). Kasus di negaranya sedang melonjak tajam dan bulan lalu 20 ribu orang berdemo.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Jul 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2020, 15:50 WIB
Demonstran Tiarap di Jalan
Anggota komunitas LGBTQ bersama pengunjuk rasa Black Lives Matter melakukan aksi tiarap di jalan dengan tangan seolah terikat di West Hollywood, California, Rabu (3/6/2020). Aksi menyimbolkan momen terakhir George Floyd saat lehernya ditindih lutut polisi Minneapolis pada 25 Mei. (AP/Richard Vogel)

Liputan6.com, Los Angeles - Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Amerika Serikat kembali melonjak setelah sempat menurun. Ada yang menyebut penyebabnya karena bisnis sudah dibuka, ada juga yang menyebut protes Black Lives Matter pada Mei-Juni lalu menjadi pemicunya.

Terkini, Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti mengakui bahwa demonstrasi bisa meningkatkan penularan Virus Corona di kotanya. Ia mengakui hal ini dua hari setelah berkata tak melihat koneksi antara demo dan virus.

"Kami percaya ada koneksinya, kami tidak percaya bahwa semua orang melakukan (demonstransi) secara aman, dan di manapun kamu berada, mohon tetaplah di rumah," ujar Garcetti seperti dilansir Fox News, Minggu (5/7/2020).

Virus Corona di Los Angeles sedang meroket hingga menyentuh 9.740 kasus per hari awal bulan ini. Pada pertengahan Mei kemarin, kasus harian di Los Angeles hanya sekitar dua ribu kasus.

Pada Juni lalu, media lokal melaporkan 20 ribu orang ikut demo Black Lives Matter di Los Angeles.

Ketika demo Black Lives Matter sedang memuncak, pakar kesehatan terkemuka AS, Dr. Anthony Fauci, berkata bahwa lokasi demonstrasi adalah tempat sempurna untuk penularan virus. Ia menyorot orang-orang yang melanggar social distancing dan tidak tertib dalam memakai masker.

"Saya melihat di TV ketika demonstansinya memanas, orang-orang bisa melepas masker mereka," kata Dr. Fauci pada Juni lalu.

"Kamu bisa saja berada di situasi yang bisa mendorong penyebaran infeksi dan itu sangat mengkhawatirkan," pungkasnya.

Meski demikian, CNN melaporkan penelitian bahwa demo Black Lives Matter tidak memicu lonjakan kasus Virus Corona. Penelitian dari National Bureau of Economic Research menyebut demo justru bisa meningkatkan social distancing.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Donald Trump Gelar Hari Kemerdekaan AS di Gedung Putih, Meski Masih Ada Corona

Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO.
Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO. Dok: Gedung Putih

Presiden AS Donald Trump menjadi tuan rumah sebuah acara di Gedung Putih untuk menandai perayaan 4 Juli yang memperingati kemerdekaan negara itu, ketika Negeri Paman Sam masih memulihkan diri dari lonjakan baru kasus virus corona.

Perayaan Hari Kemerdekaan di Washington DC akan ditandai dengan parade militer, kembang api, dan pidato Trump.

Para tamu termasuk ratusan petugas medis yang telah bekerja melalui pandemi COVID-19.

Ribuan orang berkumpul di luar Gedung Putih, meskipun walikota kota itu menyoroti risiko kesehatan di tengah pandemi virus corona, demikian seperti dilansir BBC.

Sebelumnya, Trump mengatakan AS sedang menuju "kemenangan luar biasa" atas "wabah mengerikan dari China". 

Penilaian optimisnya bertentangan dengan pandangan para pejabat kesehatan, yang telah menyatakan keprihatinan tentang lonjakan infeksi baru-baru ini di negara bagian barat dan selatan.

Penghitungan harian infeksi virus corona di AS mencapai rekor baru 52.300 pada hari Jumat, menurut angka dari Universitas Johns Hopkins.

Florida, di mana wabah ini sangat akut, mencatat 11.458 kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Sabtu.

Sejumlah perayaan 4 Juli telah dibatalkan karena alasan kesehatan masyarakat, dengan pantai-pantai di Florida dan California ditutup, parade kota dibatalkan dan pertunjukan kembang api dibatasi.

Jumlah kasus meningkat di 39 negara bagian, dan setidaknya lima - Alabama, Alaska, Kansas, North Carolina dan South Carolina - memiliki catatan kasus satu hari pada hari Jumat, New York Times melaporkan.

Menurut penelitian Johns Hopkins, hampir 130.000 orang telah meninggal karena virus corona di AS, menjadikannya negara dengan kasus terbanyak di dunia --2,8 juta kasus yang dikonfirmasi.

Menjelang pidato Trump, para demonstran Black Lives Matter berkumpul di luar Gedung Putih --tempat banyak demonstrasi anti-rasisme baru-baru ini setelah pembunuhan George Floyd dalam tahanan polisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya