11 Juta Pelajar China Hadapi Ujian Masuk Universitas di Tengah Pandemi COVID-19

Lebih dari 7.000 tempat ujian telah didirikan di seluruh China, dengan hampir satu juta siswa serta staff yang menjadi pengawas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Jul 2020, 14:56 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 14:56 WIB
FOTO: Pelajar SMA di Beijing Semangat Kembali Bersekolah
Sejumlah siswa kelas 12 menyemangati diri mereka sendiri di Guangqumen Middle School, Beijing, China, Senin (27/4/2020). Sekolah menengah atas di Beijing memulai kembali kegiatan belajar di kelas untuk siswa tingkat akhir yang akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. (Xinhua/Chen Zhonghao)

Liputan6.com, Beijing - Hampir 11 juta siswa di China yang mengalami penundaan ujian masuk perguruan tinggi tahunan, kini telah melanjutkan kembali proses tersebut pada hari ini, Selasa 7 Juli 2020.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (7/7/2020), tes selama dua hari yang dikenal dalam bahasa China sebagai "gaokao", selalu menjadi momen kecemasan besar bagi siswa dan orang tua yang bermimpi mengirim anak-anak mereka ke universitas terbaik.

Namun, penyebaran Virus Corona COVID-19 menambahkan kecemasan lain, dimana banyak sekolah yang tutup selama berbulan-bulan.

Lebih dari 7.000 tempat ujian telah didirikan di seluruh China, dengan hampir satu juta siswa serta staf yang menjadi pengawas, menurut media pemerintah.

Pihak penyelenggara tidak hanya mengawasi kecurangan, tetapi mereka juga mengawasi jika ada siswa yang menderita demam atau batuk.

"Peserta tes yang menunjukkan gejala akan dibawa ke ruang isolasi dengan disinfektan," menurut kantor berita resmi Xinhua.

Para siswa dan navigator harus melacak riwayat kesehatan mereka selama 14 hari sebelum ujian. Siswa dari daerah berisiko tinggi harus memakai masker dan pelindung diri lain selama tes.

Zhao Kexin, yang mengikuti ujian di Beijing, China harus melaporkan suhunya ke sekolahnya setiap hari sebelum ujian.

"Meskipun ada langkah-langkah yang cukup untuk melindungi kami dari virus, saya masih merasa sedikit gugup untuk berkumpul di tempat umum, tetapi saya harus mengikuti tes," kata Zhao.

 

Simak video pilihan berikut:

Kekhawatiran Corona COVID-19 Gelombang 2

Pasien Covid-19
Petugas medis memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Wabah baru di Beijing bulan lalu menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua tetapi pemerintah tampaknya telah mengendalikannya setelah mengunci puluhan daerah di ibu kota.

Xiao Wang, seorang siswa berusia 18 tahun di provinsi Sichuan barat daya, dapat fokus pada studinya ketika kasus-kasus nasional telah dikendalikan.

"Tapi kasus terakhir di Beijing membuatku khawatir lagi," kata Xiao.

Mendapatkan skor tinggi tetap menjadi satu-satunya cara bagi banyak siswa untuk masuk ke universitas top di China dan itu memberikan tekanan besar pada siswa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya