Ibadah Haji Akan Mulai Pekan Depan, Berapa Jemaah yang Hadir?

Ibadah haji di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19) akan dimulai pekan depan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Jul 2020, 09:35 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 06:30 WIB
Menengok Suasana Makkah Jelang Ibadah Haji
Sejumlah jemaah melaksanakan salat di depan Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi (23/6/2020). Pelaksanaan ibadah haji nantinya hanya akan diikuti oleh jemaah yang sudah berada di dalam negara tersebut. (AFP Photo/STR)

Liputan6.com, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi mengumumkan ibadah haji tahun ini akan digelar pada 29 Juli pekan depan. Ibadah tahun ini mengikuti protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi Corona COVID-19.

Jika biasanya ada 2,5 juta jemaah mengikuti ibadah haji, tahun ini peserta hanya sekitar 1.000 orang saja. Jemaah juga terbatas untuk di dalam negeri.

Dilaporkan Channel News Asia, Selasa (21/7/2020), ibadah haji tahun ini juga tak bisa diikuti oleh jemaah berusia di atas 65 tahun. Jemaah yang punya penyakit kronis juga tak diizinkan.

Saudi Press Agency mengumumkan ibadah di Padang Arafah akan jatuh pada Kamis depan, sehingga mengindikasikan hari pertama ibadah haji berlangsung pada Rabu 29 Juli.

"Wuquf di Padang Arafah, puncak dari ritual haji, jatuh pada Kamis," tulis Saudi Press Agency.

70 persen yang ikut haji tahun ini diperkirakan merupakan warga asing yang berada di Arab Saudi. Sementara, sisa 30 persennya akan dibatasi untuk petugas medis serta petugas keamanan yang sembuh dari Virus Corona (COVID-19).

Berdasarkan data terkini Johns Hopkins University, ada 253 ribu kasus Virus Corona COVID-19 di Arab Saudi. Sebanyak 203 ribu pasien sembuh dan 2.523 meninggal dunia.

Pemerintah Indonesia sudah resmi membatalkan keberangkatan haji tahun ini. Kementerian Agama saat itu menyebut belum ada kepastian dari pemerintah Arab Saudi, padahal jadwal sudah semakin sempit untuk melakukan persiapan haji.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

TKI Positif Corona COVID-19 di Arab Saudi Tak Perlu Bayar Biaya RS

Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)

Sementara itu, para pekerja migran di Arab Saudi yang positif Virus Corona COVID-19 mendapat keringanan dari Arab Saudi. Mereka tidak perlu membayar ongkos rumah sakit. 

Kementerian Luar Negeri Indonesia menjelaskan, pemerintah Saudi meng-cover semua biaya kesehatan. Bahkan, kebijakan itu turut berlaku bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berstatus ilegal.  

"Dalam hal ini Kerajaan Arab Saudi menanggung seluruh biaya perawatan bagi warga yang positif terinfeksi COVID, bahkan untuk undocumented tetap diberikan pelayanan tersebut," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers virtual, Jumat pekan lalu.

Berdasarkan informasi Kemlu, ada 240 ribu total kasus Virus Corona di Arab Saudi. Total WNI yang terdampak ada 185 orang. 

Pekerja migran Indonesia yang terkena virus ini kebanyakan bekerja di ranah domestik, sopir, dan perawat. 

Rinciannya adalah 82 masih dirawat, 52 sudah sembuh, dan 51 meninggal dunia. WNI yang tertular corona serta yang meninggal di Arab Saudi akibat corona adalah yang tertinggi dibandingkan negara lain. 

"Memang situasi di Saudi Arabia relatif tinggi terkait dengan penyebaran COVID-19," jelas Judha. 

Lebih lanjut, Judhe menyebut wilayah dengan penyebaran tertinggi di Saudi adalah Jeddah, Makkah, Madinah, dan Taif. 

KBRI dan KJRI di Arab Saudi pun meminta agar WNI tetap menjaga physical distancing dan menjaga kebersihan diri. WNI juga diminta berkomunikasi dengan perwakilan negara bila terpapar corona.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya