Selain Kamala Harris, 11 Wanita Ini Pernah Terpilih Jadi Cawapres dalam Sejarah AS

Kamala Harris bukanlah wanita pertama yang pernah dicalonkan sebagai wakil presiden, 11 wanita lainnya juga yang pernah mengikuti Pilpres AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2020, 23:19 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 21:00 WIB
Cawapres Kamala Harris.
Cawapres Kamala Harris. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Amerika Serikat - Calon presiden Amerika Serikat Joe Biden memilih Kamala Harris, senator dari California, menjadi calon wakil presiden yang diusung Partai Demokrat. Kamala Harris bukanlah wanita pertama yang pernah dicalonkan sebagai wakil presiden, 11 wanita lainnya juga yang pernah mengikuti Pilpres AS.

Harris, seorang wanita keturunan kulit hitam dan Asia Selatan, mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020 tetapi mengakhiri pencalonannya pada bulan Desember. Dia telah menjadi senator sejak 2017, dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Jaksa Agung California.

Melansir CNN, Jumat (14/8/2020), pengumuman Biden pada hari Selasa muncul setelah berbulan-bulan pertimbangan dan setelah tim pemeriksaannya memeriksa lebih dari 12 wanita yang berencana dicalonkan. Alasan melakukan pemeriksaan terhadap wanita saja karena pada awal tahun lalu, biden berjanji untuk memilih seorang wanita sebagai wakil presidennya, dan terutama untuk memilih seorang wanita kulit berwarna.

Pada Konvensi Nasional Partai Demokrat, Harris akan menjadi wanita ketiga yang menerima pencalonan wakil presiden partai besar.

Kamala Harris juga bukanlah wanita pertama yang pernah dicalonkan sebagai wakil presiden. Berikut 11 wanita lainnya yang pernah dinominasikan sebagai wakil presiden yang dirangkum dari CNN dan National Geographic, Jumat (14/8/2020):

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

1. Marietta Stow

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Pada tahun 1884, Marietta Stow, seorang pemilik surat kabar California, menominasikan Belva Lockwood, yang seorang pengacara, untuk mencalonkan diri sebagai kandidta presiden dari Partai Persamaan Hak Nasional yang dibentuk secara mendadak. Partai Persamaan Hak Nasional merupakan salah satu dari beberapa partai politik pada zaman itu, abad ke-19 .

Lockwood menarik perhatian Stow ketika dia mengungkapkan pernyataan bahwa "meski wanita tidak dapat memilih, tidak ada hukum yang melarang mereka dipilih." Stow pun juga mengajukan dirinya sebagai calon wakil presiden, yang menjadikannya sebagai wanita pertama yang mencalonkan diri untuk jabatan di Amerika Serikat.

Kedua wanita itu berkampanye dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan sekitar 10 juta suara yang diberikan oleh pria.

2. Lena Springs

Bendera Amerika (unsplash.com/courtney hedger)
Bendera Amerika (unsplash.com/courtney hedger)

Lena Springs, seorang pemimpin hak pilih di Carolina Selatan, menjadi aktif dalam politik Partai Demokrat setelah amandemen ke-19 yang disahkan pada tahun 1920. Dia memimpin komite kredensial di Konvensi Nasional Demokrat 1924, di mana dia sangat terkejut saat dialah wanita pertama yang dinominasikan oleh delegasi partai besar untuk menjadi wakil presiden.

"Itu tidak mungkin," katanya, "tetapi tentu saja berterima kasih bagi semua teman baik saya yang menganggap saya layak untuk mendapat pujian seperti itu." Springs menerima beberapa suara tetapi pilihan jatuh ke tangan Charles Bryan, gubernur Nebraska.

3. Charlotta Bass

Charlotta Bass (University of Southern California Libraries)
Charlotta Bass (University of Southern California Libraries)

Pada tahun 1952, Bass menjadi kandidat perempuan kulit hitam pertama untuk wakil presiden dengan naungan partai progresif. Dia sudah memantapkan dirinya sebagai penerbit surat kabar Perang Salib dengan kepemilikannya atas California Eagle, koran Afrika-Amerika terbesar di West Coast.

Kecewa di kedua partai besar karena mengabaikan kulit hitam dan hak-hak perempuan, dia beralih ke partai Progresif dan bergabung dengan Vincent Hallinan, sebagai pasangannya. Bass dan Hallinan memenangkan 140.000 suara tetapi pencalonan dimenangkan oleh Dwight D. Eisenhower dan Richard Nixon. 

4. Frances ‘Sissy’ Farenthold

Bendera Amerika (unsplash.com/steve harvey)
Bendera Amerika (unsplash.com/steve harvey)

Seorang politisi berpengalaman, Farenthold menjabat empat tahun di Texas House of Representatives, satu-satunya wanita yang pernah menerima jabatan tersebut. Pada tahun 1972 dia mencalonkan diri sebagai gubernur dan kalah dalam pemilihan putaran kedua.

Pada Konvensi Nasional Demokrat akhir tahun itu, pemimpin feminis Gloria Steinem mencalonkan Farenthold sebagai calon wakil presiden. Dia adalah pesaing yang cukup berat saat itu tetapi kalah dengan nominasi dari senator Missouri Thomas Eagleton.

5. Toni Nathan

Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/ben mater)
Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/ben mater)

Mencalonkan diri sebagai Partai Libertarian pada tahun 1972, Nathan, seorang produser radio dan televisi Oregon, adalah kandidat wakil presiden wanita pertama yang menerima suara elektoral, suatu pemilihan umum (pemilu) yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk memilih wakilnya di parlemen dan kepala pemerintahan.

Ketika seorang pemilih dari Partai Republik yang tidak tahan dengan Spiro Agnew, pasangan Nixon terdahulu dan memilih Nathan sebagai gantinya.

6. LaDonna Harris

LaDonna Harris (youtube.com/FOX New Mexico)
LaDonna Harris (youtube.com/FOX New Mexico)

Harris merupakan seorang aktivis dan anggota bangsa Comanche yang menjadi calon wakil presiden wanita Amerika pertama dengan naungan Partai Citizen pada tahun 1980. Pada 1970-an, dia menjadi kekuatan untuk urusan adat di Washington sebagai istri Senator Oklahoma Fred Harris.

Dia dan Barry Commoner, sangg calon presiden mencalonkan diri dalam platform lingkungan dan memenangkan kurang dari 1% suara populer.

7. Angela Davis

Wanita buronan FBI (1)
Angela Davis. (Sumber FBI)

Davis, seorang aktivis kulit hitam sekaligus profesor filsafat di California yang termasuk dalam daftar buronan yang paling dicari FBI, mencalonkan diri sebagai Partai Komunis pada 1980 dan 1984. Dia dan calon presiden Gus Hall mengumpulkan kurang dari 1% suara.

8. Geraldine Ferraro

Geraldine Ferraro (AP Photo)
Geraldine Ferraro (AP Photo)

Pada tahun 1984, Anggota Kongres New York, Geraldino Ferraro, mencalonkan diri sebagai wakil presiden pertama dengan naungan partai besar ketika Walter Mondale menunjuknya sebagai pasangannya.

Ferraro yang merupakan anggota kongres wanita dari Queens saat itu mengguncang pemilihan umum, tetapi akhirnya Ronald Reagan dan George H.W.

Bush lah yang memenangakan pemilihan secara telak, dengan Ferraro dan Mondale hanya memenangkan Minnesota suara dari negara bagian asalnya dan District of Columbia.

9. Emma Wong Mar

Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Daniel Foster)
Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Daniel Foster)

Pada tahun 1984, Emma Mar, putri imigran Tiongkok, yang seorang aktivis anti-perang dan pro-buruh dari California, menjadi wanita keturunan Asia-Amerika pertama yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden AS ketika dia bergabung dengan Sonia Johnson dengan naungan Partai Perdamaian dan Kebebasan. Suatu partai sosialis feminis yang berbasis di California.

10. Winona LaDuke

Winona LaDuke (AP Photo)
Winona LaDuke (AP Photo)

LaDuke, seorang ekonom dan aktivis Amerika di Minnesota, bergabung dengan Ralph Nader dengan naungan Partai Green pada tahun 1996 dan 2000.

LaDuke dan Nader menerima 2,7% suara populer pada tahun 2000, atau sekitar 2,9 juta suara, yang merupakan suara paling banyak dikumpulkan oleh pihak ketiga dengan calon wakil presiden perempuan sampai saat ini.

11. Sarah Palin

Sarah Palin
Sarah Palin berbicara pada rapat umum di Elon, NC selama Kampanye Presiden 2008. (Creative Commons)

Ketika John McCain memilih Sarah Palin sebagai pasangannya, saat itu Palin sedang pada masa jabatan pertamanya sebagai gubernur Alaska. Ia ditunjuk John McCain menjadi kandidat wakil presiden wanita kedua untuk sebuah partai besar dan wanita pertama untuk Partai Republik.

McCain dan Palin menerima hampir 60 juta suara, lebih banyak dari partai lain dengan seorang wanita sebagai calon wakil presiden.

Meskipun semua wanita dalam daftar diatas dimotivasi oleh sebab yang berbeda-beda, namun tindakan mereka menjadi dasar bagi wanita untuk mengejar impian mereka. Seperti yang dikatakan Harris dalam wawancara baru-baru ini, ibunya mengatakan kepadanya, “Anda mungkin orang pertama yang melakukan banyak hal dan pastikan Anda bukan yang terakhir. ”

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya