Vaksin Corona COVID-19 Direncanakan Bakal Diberikan Secara Gratis di Malaysia

Salah satu kementerian merekomendasikan pemberian Vaksin Virus Corona COVID-19 secara gratis bagi warga Malaysia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Agu 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2020, 14:00 WIB
Aktivitas Warga Penang Malaysia di Tengah Peringatan Gelombang Kedua Covid-19
Pelanggan menunggu untuk membeli makanan di warung jajanan populer di Penang (1/8/2020). Malaysia tengah memperingatkan gelombang kedua virus corona COVID-19. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia akan merekomendasikan kepada Kabinet bahwa vaksin COVID-19 diberikan gratis untuk semua warga Malaysia. Hal tersebut disampaikan oleh menteri Khairy Jamaluddin. 

"Kabinet belum memutuskan, tetapi rekomendasi saya adalah setelah kami membeli vaksin COVID-19, vaksin itu harus diberikan kepada semua orang Malaysia secara gratis," katanya dalam konferensi pers setelah peluncuran National Technology and Innovation Sandbox, seperti mengutip laman Channel News Asia, Kamis (20/8/2020).

Saat ini, Malaysia sedang berada dalam proses pembicaraan dengan China mengenai potensi nota kesepahaman untuk memastikan akses ke vaksin COVID-19 saat aman digunakan, kata Khairy awal bulan ini.

Khairy juga mengatakan bahwa selain China, Malaysia juga sedang mencari produsen vaksin lainnya.

"Divisi Regulator Farmasi Nasional di bawah Kementerian Kesehatan meminta data dari uji klinis untuk dibagikan sebelum pembelian dapat disetujui. Data itu akan memberi tahu kita apakah vaksin itu aman dan efektif," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Prihatin Monopoli Vaksin

Teori Konspirasi Seputar Pandemi Covid-19
Ilustrasi Konspirasi Penemuan Vaksin Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Khairy mengatakan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi telah ditugaskan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk bernegosiasi langsung dengan produsen vaksin sehingga Malaysia dapat membeli dosis dengan harga terbaik.

Khairy juga menyatakan keprihatinannya atas pemerataan akses vaksin terutama untuk negara berkembang seperti Malaysia, dengan mengatakan bahwa perusahaan farmasi besar cenderung mengunci penjualan untuk negara besar. 

"Kami tidak suka melihat negara melakukan pembelian di muka dengan perusahaan farmasi, memonopoli pembelian vaksin. Itu terjadi hari ini," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya