Liputan6.com, Sydney - Australia akan mewajibkan vaksin Virus Corona COVID-19 apa pun untuk 25 juta warganya kecuali pengecualian medis. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Scott Morrison, mengarungi debat etika yang memanas.
Setelah mencapai kesepakatan bagi negara tersebut untuk membuat vaksin Virus Corona COVID-19 yang "menjanjikan", yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, Morrison mengatakan bahwa mendapatkan suntikan harus "semaksimal mungkin". Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Rabu (19/8/2020).Â
Advertisement
Baca Juga
"Selalu ada pengecualian untuk vaksin apa pun dengan alasan medis, tapi itu harus menjadi satu-satunya dasar," katanya kepada stasiun radio 3AW di Melbourne.
Mengantisipasi reaksi keras dari aktivis anti-vaksin yang vokal, Morrison mengatakan taruhannya terlalu tinggi untuk memungkinkan penyakit terus berlanjut.
"Kami berbicara tentang pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global dan merenggut nyawa ratusan ribu orang di seluruh dunia," katanya, seraya menekankan bahwa pemerintah belum mengambil keputusan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Target Hingga 95%
Pemerintah Australia memperkirakan bahwa hingga 95 persen dari populasinya harus kebal terhadap virus untuk memberantasnya.
"Kami membutuhkan tanggapan yang paling luas dan komprehensif untuk ini agar Australia bisa kembali normal," kata Morrison, setelah mengumumkan vaksin itu akan digratiskan bagi semua warga Australia.
Negara ini sudah memiliki aturan "tidak boleh, tidak boleh bermain" yang berarti anak-anak harus menerima vaksin untuk penyakit termasuk polio dan tetanus untuk mendaftar di taman kanak-kanak atau sekolah.
Tetapi perdebatan masih berkecamuk tentang apakah aturan itu akan melanggar kebebasan pribadi, dan anti-vaksin garis keras membanjiri forum online dengan teori konspirasi dan informasi yang salah tentang risikonya.
Pandemi Virus Corona baru yang telah menewaskan lebih dari 400 warga Australia, bertepatan dengan peningkatan tajam dalam kesalahan informasi online, spekulasi dan penolakan terhadap vaksin - sesuatu yang oleh para ahli disebut sebagai "infodemik".
Hingga kini, belum ada vaksin yang efektif untuk virus corona yang dirilis, meskipun Morrison mengatakan dia optimis vaksin itu dapat dikembangkan pada awal tahun depan, dengan produksi hanya membutuhkan beberapa bulan lagi.
"Kalau resepnya sudah bisa kita buat," ujarnya.
Advertisement