Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Kamis (27/8/2020), UK-Indonesia Tech Hub, yang mulai beroperasi pada bulan September, 2019, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris dan Thisable Enterprise mengadakan sebuah acara virtual peluncuran program bertajuk 'Tech to Empower: Digitally Ready Entrepreneurs'.
Program ini diadakan untuk memberikan kesempatan bagi 100 peserta difabel dengan tujuan meningkatkan kapasitas diri sebagai wirausahawan dan mendorong inklusivitas akses teknologi digital. Hal ini menjadi fokus penting untuk meningkatkan akses digital yang mendukung pengembangan dan pemulihan ekonomi Indonesia, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini.
Baca Juga
Dalam masa pandemi saat ini, mendapatkan akses pekerjan merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh seluruh masyarakat, tidak terkecuali bagi mereka penyandang disabilitas. Hal itu dikarenakan stigma yang mengaggap disabilitas merupakan suatu kekurang menjadikan tantangan lebih yang harus dihadapi, yang sering menampatkan penyandang disabilitas sebagai pihak yang memerlukan bantuan (pasif).
Advertisement
Masih minim kesadaran pada masyarakat bahwa sudah banyak kasus dimana para penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan yang sama atau bahkan lebih dari masyarakat lainnya. Untuk mematahkan stigma tersebut, para penyandang disabilitas harus terus dibekali pengetahuan dan keterampilan terutama di bidang kewirausahaan melalui program ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Inggris Bisa Dijadikan Referensi
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi digital sangat berpotensi dalam memberdayakan dan mengubah kehidupan manusia, termasuk para penyandang disabilitas. Akan tetapi, hingga saat ini penyandang disabilitas masih sering menghadapi hambatan yang sangat besar untuk mendapatkan kesempatan yang sama di dunia pekerjaan.
"Tercatat sekitar 22 juta penyandang disablitas di Indonesia, di mana hanya sekitar 4 juta di antaranya dinyatakan aktif bekerja," ujar Owen Jenskin, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste mengatakan dalam acara virtual itu.
Apabila berbicara tentang sektor teknologi secara umum, Inggris bukanlah negara yang berada di tingkat teratas. Namun seharusnya bisa menjadi referensi bagi Indonesia dalam pemberdayaan teknologi, karena merupakan pusat digital terbesar di Eropa, rumah bagi lebih dari 600 ribu start up digital, termasuk lebih dari 70 unicorn ternama yang memiliki nilai lebih dari $ 1 miliar.
Oleh karena itu, Owen berpendapat bahwa Inggris akan menjadi mitra besar bagi Indonesia dalam sektor teknologi digital.
Â
Advertisement
Masih Melihat Kesenjangan
Peluncuran progam ini adalah langkah awal untuk mencapai tujuan-tujuan di atas serta menjadi program prtama UK-Indonesia Tech Hub yang sudah berjalan dan membuahkan hasil. Tim Tech Hub sudah bekerja sangat keras untuk menyusun program dan kegitan yang berfokus pada pembangunan eksistem digital, meningkatkan kapasitas, dan menjembatani kemitraan.
Sebelum pandemi COVID-19, banyak perusahaan dan organisasi sosial mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada penyandang disabilitas, untuk mendapatkan keterampilan kerja sekaligus meningkatkan pengalaman di industri. Dan semenjak pandemi, banyak program pelatihan dan bimbingan terhenti serta pemutusan kontrak kerja, di mana kesempatan kerja dalam masa normal saja sudah sulit bagi penyandang disabilitas. Bahkan tercatat hanya 1% penyandang disabilitas yang menerima dukungan atas kebutuhan mereka.
Dubes Owen mengatakan "Pemerintah Inggris mengidentifikasi adanya kesenjangan dan melihat kesempatan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami penyandang disabilitas melalui UK-Indonesia Tech Hub dengan program Tech to Empower." Program ini akan dilaksanakan selama 2 bulan kedepan yang merupakan rangkaian pelatihan secara daring dengan melibatkan mentor dan narasumber ahli di bidang literasi digital dan keberlangsungan bisnis.Â
Salah Satu Bentuk Nyata Arahan Presiden RI
Program ini ternyata juga merupakan suatu bentuk nyata dari arahan Presiden RI. Angkie Yudistia, staf khusus Presiden RI dan juru bicara bidang sosial serta pendiri Thisable Enterprise, mengatakan dalam pertemuan virtual ini bahwa pada tanggal 3 Agustus 2020, Presiden dalam pidatonya memberikan 5 arahan dalam rapat terbatas perencanaan transformasi digital. 5 arahan presiden tersebut yang ditujukan untuk pencapaian visi Indonesia maju tahun 2045 adalah:
- Percepatan dan perluasan akses, peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan digital.
- Roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis.
- Percepatan integrasi pusat data nasional.
- Persiapan kebutuhan SDM talenta digital.
- Mempercepat semua kegiatan yang berkaitan dengan hal regulasi , skema, pendanaan dan pembiayaan.
Artinya, dari 5 arahan ini, Indonesia membutuhkan SDM talenta digital sebanyak 600 ribu orang per tahun. Jadi program ini adalah momentum untuk para penyandang disabilitas untuk dapat berpartisipasi dalam kebutuhan SDM talenta digital. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi sektoral dan juga partisipasi pihak swasta untuk mewujudkan 'Indonesia Maju.
"Saya berharap peserta setelah pelatihan selama 2 bulan kedepan dapat memperoleh keterampilan baru, dapat menjadi individu yanglebih percaya diri dan mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang lebih baik lagi" ungkap Owen.
Â
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Advertisement