Hari Aksara Sedunia, Ayo Tingkatkan Sistem Pengajaran Inovatif dan Efektif

Menyadari betapa pentingnya melek huruf bagi setiap kalangan, UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional (Sedunia) atau Hari Melek Huruf Internasional atau Hari Literasi Internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2020, 13:25 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 13:25 WIB
membaca buku
ilustrasi membaca buku/Photo by Fran on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Dengan keadaan dunia yang kian hari semakin maju, badan khusus PBB UNESCO menyadari betapa pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat.

Untuk memperingati akan hal tersebut, UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai International Literacy Day atau Hari Aksara Internasional atau Hari Melek Huruf Internasional atau Hari Literasi Internasional dan Hari Aksara Sedunia yang pertama kali diresmikan tahun 1966. 

Menurut UNESCO, seperti tertuang dalam situs UN.Org yang dikutip Selasa (8/9/2020), masalah melek aksara adalah kunci utama dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dan Agenda PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan di tahun 2030.

Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB, yang disahkan oleh para pemimpin dunia pada September 2015, adalah untuk mendukung akses universal ke pendidikan yang berkualitas dan kesempatan belajar bagi seluruh kalangan masyarakat.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ke-4 ini menargetkan bahwa semua orang muda dipastikan mencapai literasi dan numerasi. Tak hanya kaum muda, orang dewasa yang sebelumnya tidak memiliki kemampuan ini diberi kesempatan untuk mengembangkannya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Fokus di Tahun 2020

Ratusan Buku Cerita untuk Anak Pengungsi Korban Evakuasi Gunung Agung
Sejumlah anak membaca buku di mobil Perpustakaan Keliling Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Klungkung di lokasi pengungsian korban evakuasi Gunung Agung, Klungkung, Bali, Sabtu (30/09). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Hari Aksara Internasional tahun ini berfokus pada "Pengajaran dan pembelajaran dalam krisis COVID-19 dan seterusnya," dengan fokus pada peran pendidik akibat perubahan sistem mengajar. Tema ini menyoroti pembelajaran keaksaraan dalam perspektif pembelajaran seumur hidup, oleh karena itu akan memusatkan pada kalangan remaja dan orang dewasa.

Krisis COVID-19 baru-baru ini telah menjadi pengingat akan kesenjangan yang ada antara wacana kebijakan dan kenyataan. Kesenjangan yang sudah ada di era pra-COVID-19 yang memberikan dampak negatif pada pembelajaran kalangan yang tidak atau memiliki tingkat melek huruf yang rendah. 

Selama pandemi COVID-19, di banyak negara, program literasi bagi orang dewasa selalu tidak ada dalam rencana tanggap pendidikan, sehingga sebagian besar program melek huruf bagi orang dewasa ditangguhkan. Mereka hanya bisa belajar dengan hanya beberapa kursus yang saat ini menjadi sistem virtual, melalui TV dan radio, atau di ruang terbuka.

Apa dampak krisis COVID-19 pada pemuda dan pendidik keaksaraan serta proses belajar mengajar? Apa pelajaran yang didapat? Bagaimana kita dapat memposisikan pembelajaran keaksaraan kepada remaja dan orang dewasa secara efektif dalam respon global dan nasional yang tetap dalam strategi pemulihan dan pembangunan ketahanan?

Dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ini, Hari Aksara Internasional 2020 memberikan kesempatan untuk merenungkan dan mendiskusikan bagaimana sistem pengajaran yang inovatif dan efektif dapat digunakan dalam program keaksaraan remaja dan orang dewasa.

Hari ini juga dianggap sebagai peringatan untuk menganalisis peran pendidik, serta merumuskan kebijakan, sistem, tata kelola, dan tindakan yang efektif dalam mendukung pendidik dan pembelajaran.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya