Liputan6.com, Washington, D.C. - Anggota parlemen Norwegia mencalonkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai penerima Nobel Perdamaian tahun 2021. Prestasi yang dibuat Trump yakni Perjanjian Abraham antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pemerintahan Trump menjadi sponsor utama perjanjian damai tersebut. Israel dan UEA lantas melakukan normalisasi hubungan diplomatik dan menjalin kerja sama di berbagai bidang, seperti bisnis, penerbangan, dan keamanan.
Advertisement
Baca Juga
Donald Trump dicalonkan oleh politisi Norwegia bernama Christian Tybring-Gjedde. Ia menyebut perdamaian Israel dan UEA membuka pintu perdamaian di Timur Tengah.
"Tak masalah apa yang Trump lakukan di negara asalnya dan apa yang ia katakan di konferensi pers, dia benar-benar memiliki kesempatan untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian," ujar Christian Tybring-Gjedde seperti dikutip AP News, Kamis (10/9/2020).
Pencalonan Nobel Perdamaian dapat diberikan oleh anggota parlemen Norwegia. Komite Nobel telah mendapat 318 calon penerima Nobel Perdamaian untuk 2021.
Tahun lalu, pemenang Nobel Perdamaian adalah Perdana Menteri Abiy Ahmed Ali dari Etiopia. Ia menang karena dianggap berhasil berdamai dengan Eritrea terkait perbatasan.
Mantan Presiden Uni Soviet Michael Gorbachev turut memenangkan Nobel Perdamaian karena jasanya mengakhiri Perang Dingin.
Mantan Presiden AS Barack Obama juga pernah menang Nobel Perdamaian karena usahanya melawan senjata nuklir. Kemenangan Obama dikritik berbagai pihak karena dianggap terlalu prematur.
Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan pada Oktober mendatang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Donald Trump Gembira
Presiden AS Donald Trump menyambut gembira pencalonannya mendapat Nobel Perdamaian. Di Twitter, Donald Trump mengucapkan terima kasih dan me-retweet berbagai dukungan.
"Saya tak bisa memikirkan orang lain yang lebih pantas mendapat Hadiah Nobel Perdamaian daripada Donald Trump. Selamat atas nominasi Anda, Mr Presiden!" ujar Marjorie Taylor Greene, kandidat anggota DPR AS.
Tahun lalu, Donald Trump optimistis akan mendapatkan Nobel Perdamaian jika hadiah itu diberikan secara adil.
"Saya berpikir saya akan mendapat sebuah hadiah Nobel untuk banyak hal apabila mereka memberikannya dengan adil, (tapi) mereka tidak begitu," kata Trump.
Selain mendamaikan Israel-UAE, pemerintah Trump juga berusaha mendamaikan Korea Utara dan Korea Selatan. Donald Trump meminta agar Korut berhenti mengembangkan senjata nuklir, namun permintaan tersebut belum sepenuhnya diikuti Korut.
Advertisement